1 Sistem koloid fase padat-cair (sol) dengan fase terdispersi berupa zat padat dan medium pendispersi berupa zat cair berdasarkan hubungan dengan pelarut. Sol dibagi menjadi dua, yaitu : a. Sol liofil: sol yang suka menarik medium pendispersinya, jika medium, pendispersi air disebut hidrofil. Contoh : agar-agar, selai, jelly b. Sol liofob: sol yang tidak suka menarik medium pendispersinya

Mahasiswa/Alumni Universitas Negeri Yogyakarta01 Februari 2022 1058Halo Annisa, tidak ada jawaban yang tepat yaa, karena opsi B merupakan emulsi padat, sedangkan opsi E merupakan emulsi cair, dan opsi C merupakan emulsi gas. Yuk simak penjelasan berikut, agar kamu lebih paham yaa ^^ Koloid merupakan jenis campuran heterogen yang terbentuk karena adanya dispersi suatu zat ke dalam zat lain yang dicampurkan. Zat yang terdispersi sebagai partikel disebut fase terdispersi, sedangkan zat yang menjadi medium mendispersikan partikel disebut medium pendispersi. Salah satu sistem koloid adalah emulsi. Emulsi terdiri dari dua jenis, yaitu emulsi cair dan emulsi padat. >> Emulsi padat merupakan jenis koloid yang terbentuk dari fasa terdispersi berupa cairan dan fasa pendispersinya berupa padatan. >> Emulsi cair merupakan jenis koloid yang terbentuk dari fasa terdispersi berupa cairan dan fasa pendispersinya berupa cairan. >> Emulsi gas merupakan jenis koloid yang terbentuk dari fasa terdispersi berupa cairan dan fasa pendispersinya berupa gas. Emulsi gas dikenal juga dengan aerosol aerosol cair.

Zatyang didispersikan disebut fase terdispersi, sedangkan medium yang digunakan untuk mendispersikan disebut medium pendispersi. Sol adalah system koloid yang fase tedispersinya berupa zat padat dan medium pendispersinya berupa zat cair atau zat padat. Bila medium pendispersinya berupa zat padat disebut sol padat. Sedangkan emulsi adalah Pengertian Emulsi Emulsi adalah sistem koloid yang fase pendispersinya berupa zat cair dan medium pendispersinya berupa zat cair. Bila medium pendispersi berupa zat padat dikenal dengan emulsi padat. Contoh emulsi padat adalah mentega dan keju Dogra, 1998.Jenis-jenis emulsi1. Emulsi temporer Terjadi ketika misalnya air dan minyak dikocok bersama-sama kemudian terbentuk butiran lemak dan akan terbentuk Emulsi permanen Bahan atau senyawa yang dapat membentuk tin film di sekeliling butiran yang terdispersi sehingga mencegah bersatunya butiran-butiran tersebut. 3. EmulsifierSenyawa yang mempunyai aktivitas permukaan sehingga dapat menurunkan tegangan permukaanKomponen penyusun emulsi1. Komponen dasar Komponen yang harus ada untuk membentuk suatu emulsi. A. Fase pendispersi Zat cair yang akan terbagi menjadi butiran butiran kecil kedalam zat cair lainB. Fase terdispersiZat cair yang berfungsi sebagai bahan dasar pendukung terbentuknya emulsiC. Emulator Senyawa atau zat yang dapat menyatukan fase terdispersi dan fase pendispersi 1 Koloid Sol. A. Pembagian Koloid Sol. S eperti yang telah dijelaskan, s ol merupakan jenis koloid dimana fase terdispersinya merupakan zat padat.B erdasarkan medium pendispersinya, sol dapat dibagi menjadi:. a. 1. Sol Padat. Sol padat merupakan sol di dalam medium pendispersi padat. Contohnya adalah paduan logam, gelas berwarna, dan intan hitam. FoodWritten by MasterClassLast updated Aug 10, 2021 • 5 min readOil and water don’t mix—except when they do in salad dressing, hollandaise, vinaigrette, and dozens of other emulsified sauces. So what exactly is emulsification, and how does the process happen in the kitchen? Partikelberukuran koloid yang terbuntuk kemudian didispersikan dalam medium pendispersinya untuk membuat system koloid. Contoh koloid yang dibuat dalam proses ini ialah koloid grafit untuk pelumas, tinta cetak, cat, dan sol belerang. Emulsi padat atau biasa disebut gel adalah jenis koloid dengan fase zat cair terdispersi dalam fase zat
Di antara materi pembelajaran di kurikulum Kimia Kelas XI SMA dan Madrasah Aliyah, terdapat satu pembahasan yang menjelaskan mengenai emulsi. Mengutip laman resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, emulsi bermakna suatu sistem dispersi, di mana salah satu fase terdispersi dalam fase lainnya dengan adanya suatu zat pengemulsi. Dispersi berarti suatu sistem di mana partikel terdistribusi dari satu buah bahan lalu kemudian tersebar dalam sebuah fase berkelanjutan dari bahan lain. Dua fase tersebut mungkin berada dalam fase materi yang sama atau fase materi yang berbeda. Secara tipe emulsi terbagi atas dua hal, yang terdiri atas emulsi sederhana atau emulsi ganda. Emulsi sederhana dapat berbentuk emulsi air dalam minyak A/M atau emulsi minyak dalam air M/A. Emulsi ganda dapat berbentuk emulsi air dalam minyak dalam air A/M/A atau emulsi minyak dalam air dalam minyak M/A/M. Tipe emulsi akan mempengaruhi sifat-sifat fisik emulsi. Tipe emulsi yang berbeda juga dapat menghasilkan pelepasan zat yang berbeda. Oleh karenanya, dalam kontrol kualitas suatu emulsi, determinasi tipe emulsi merupakan hal mendasar yang perlu dilakukan. Selain makna seperti yang telah ditulis di atas emulsi juga memiliki korelasi dengan dispersi. Hal itu disebabkan fase terdisper pada emulsi terdiri dari bulatan-bulatan kecil zat cair yang terdistribusi ke seluruh pembawa yang tidak bercampur. Dalam batasan emulsi, fase terdispersi dianggap sebagai fase dalam dan medium dispersi sebagai fase luar atau fase kontinu. Umumnya untuk membuat suatu emulsi yang stabil, perlu fase ketiga atau bagian ketiga dari emulsi yakni zat pengelmulsi emulsifying agent. Pembagian Tipe Emulsi Tipe Emulsi yang pertama omo atau sebagai “minyak dalam air” atau “air dalam minyak” dari emulsi. Jenis emulsi tergantung pada sifat-sifat fase terdispersi dan fase kontinu. Jika fasa minyak didispersikan dalam fasa berair kontinu, maka emulsi dikenal sebagai “minyak dalam air”. Jika fase air adalah fase terdispersi dan fase minyak adalah fase kontinu, maka dikenal sebagai “air dalam minyak”. Lalu dari penjelasan tersebut timbul pertanyaan, apakah emulsi minyak dan air berubah menjadi emulsi “air dalam minyak” atau emulsi “minyak dalam air”? Hal itu tergantung pada fraksi volume kedua fase dan jenis pengemulsi yang digunakan untuk mengemulsi mereka. Pembagian Sifat Emulsi Selain tipe yang disebut sebagai omo atau minyak dalam air, emulsi juga memiliki sifat khas sebagai berikut Partikel-partikel emulsi tak terhindarkan membentuk struktur tak omogeny yang dinamis dalam skala kecil. Emulsi adalah sistem yang sangat tidak stabil dan memerlukan zat pengemulsi atau pengemulsi, kejadian ini biasanya merupakan zat aktif permukaan yang juga dikenal sebagai “surfaktan”. Emulsi dibuat dengan pencampuran kontinu atau agitasi dari dua fase Ketika disimpan untuk jangka waktu yang lebih lama atau dalam kasus tidak adanya zat pengemulsi, fase dalam emulsi cenderung terpisah, menghasilkan “retak emulsi” atau “fase inversi”. Proses Pembentukan Emulsi Dalam pembentukan emulsi, tegangan permukaan diturunkan terlebih dahulu dengan menambahkan surfaktan jenis emulgator. Jenis ini akan teradsorpsi ke dalam tetes cairan dan memecah tetes cairan tersebut menjadi tetesan yang lebih kecil. Kemudian emulgator akan membentuk sebuah lapisan pelindung pada tiap-tiap tetes cairan untuk mencegah terjadinya koalesens,dengan cara bagian hidrofilik akan mengarah ke air dan bagian lipofilik akan mengarah ke minyak. Selanjutnya untuk mencegah antara tetes dispersi yang satu dengan yang lainnya berdekatan saling melekat, dibutuhkan adanya suatu potensial zeta yang dapat menimbulkan lapisan listrik ganda. Dengan begitu, terjadi gaya tolak menolak antar tetes terdispersi. Supaya terbentuk suatu misell, dibutuhkan sejumlah surfaktan untuk mencapai CMCCritical Micelle Concentration. Sehingga dapat menghasilkan suatu emulsi yang lebih stabil. Penggunaan emulgator ganda akan menghasilkan emulsi yang lebih stabil, karena dapat menghasilkan lapisan pelindung ganda pada permukaan tetesan. Aneka Ragam Kerusakan Emulasi Creaming Merupakan merupakan suatu bentuk kerusakan emulsi secara ini pasti terjadi pada zat terdispersi yang memiliki bobot jenis yanglebih besar dibandingkan dengan zat pendispersinya. Kerusakan ini bersifat reversibel dan dapat diatasi dengan melakukan pengocokan. Flokulasi Kerusakan ini terjadi akibat lemahnya gaya tolak menolak potensialzeta antara tetes-tetes terdispersi, sehingga mengakibatkan tetes terdispersi tersebut saling berdekatan. Hal ini dapat diatasi juga dengan pengocokan. Untuk mencegah terjadinya pelekatan yang kuat, maka ditambahkan koloid pelindung musilago untuk melindungi permukaan tetes terdispersi tersebut agar akan mudah terlepas saat dikocok. Oswald Ripening Merupakan suatu jalan untuk menuju ke sebuah koalesenspenggabungan tetes terdispersi. Koalesens Merupakan suatu bentuk kerusakan yang diakibatkan oleh kurangnyasurfaktan yang digunakan, sehingga lapisan pelindung pada permukaantetesan lemah. Jadi tetesan tersebut akan berfusi bergabung membentuk suatu tetesan yang berdiameter lebih besar. Kerusakan ini bersifat irreversibel dan akan menyebabkan terjadinya pemisahan fase cracking. Inversi fase Kerusakan ini terjadi karena volume fase terdispersi hampir sama jumlahnya dengan fase pendispersi sehingga terjadi perubahan tipe dari o/w menjadi w/o, atau sebaliknya. Demikianlah penjelasan mengenai materi kimia emulsi yang rekat dengan sejumlah bahan obat-obatan dan cukup lazim menjadi pembahasan bagi siswa atau mahasiswa dengan bidang jurusan farmasi.
Mediadispersi adalah media tempat terjadinya dispersi partikel. Seperti dinyatakan di atas, sistem koloid dibuat dari fase terdispersi dan media dispersi. Karena fasa terdispersi atau medium dispersi dapat berupa gas, cair atau padat, ada delapan jenis sistem koloid yang mungkin. Dispersi koloid dari satu gas ke gas lainnya tidak dimungkinkan
Emulsi adalah campuran antara partikel-partikel suatu zat cair fase terdispersi dengan zat cair lainnya fase pendispersi. Emulsi tersusun atas tiga komponen utama, yaitu Fase terdispersi, fase pendispersi, dan emulgator. Ada dua tipe emulsi, yaitu a. Emulsi A/1000 yaitu butiran-butiran air terdispersi dalam minyak b. Emulsi Thou/A yaitu butiran-butiran minyak terdispersi dalam air. Pada emulsi A/M, maka butiran-butiran air yang diskontinyu terbagi dalam minyak yang merupakan fase kontinyu, Sedangkan untuk emulsi Yard/A adalah sebaliknya. Kedua zat yang membentuk emulsi ini harus tidak atau sukar membentuk larutan dispersirenik Zat Pengemulsi Emulgator Emulsi merupakan suatu sistem yang tidak stabil. Untuk itu kita memerlukan suatu zat penstabil yang disebut zat pengemulsi atau emulgator. Tanpa adanya emulgator, maka emulsi akan segera pecah dan terpisah menjadi fase terdispersi dan medium pendispersinya, yang ringan terapung di atas yang berat. Adanya penambahan emulgator dapat menstabilkan suatu emulsi karena emulgator menurunkan tegangan permukaan secara bertahap. Adanya penurunan tegangan permukaan secara bertahap akan menurunkan energi bebas yang diperlukan untuk pembentukan emulsi menjadi semakin minimal. Artinya emulsi akan menjadi stabil bila dilakukan penambahan emulgator yang berfungsi untuk menurunkan energi bebas pembentukan emulsi semaksimal mungkin. Semakin rendah energi bebas pembentukan emulsi maka emulsi akan semakin mudah terbentuk. Tegangan permukaan menurun karena terjadi adsorpsi oleh emulgator pada permukaan cairan dengan bagian ujung yang polar berada di air dan ujung hidrokarbon pada minyak. Daya kerja emulgator disebabkan oleh bentuk molekulnya yang dapat terikat baik dalam minyak maupun dalam air. Bila emulgator tersebut lebih terikat pada air atau larut dalam zat yang polar maka akan lebih mudah terjadi emulsi minyak dalam air One thousand/A, dan sebaliknya bila emulgator lebih larut dalam zat yang non polar, seperti minyak, maka akan terjadi emulsi air dalam minyak A/Thou. Emulgator membungkus butir-butir cairan terdispersi dengan suatu lapisan tipis, sehingga butir-butir tersebut tidak dapat bergabung membentuk fase kontiniyu. Bagian molekul emulgator yang not polar larut dalam lapisan luar butir-butir lemak sedangkan bagian yang polar menghadap ke pelarut air. Pada beberapa proses, emulsi harus dipecahkan. Namun ada proses dimana emulsi harus dijaga agar tidak terjadi pemecahan emulsi. Zat pengemulsi atau emulgator juga dikenal sebagai koloid pelindung, yang dapat mencegah terjadinya proses pemecahan emulsi, contohnya Gelatin, digunakan pada pembuatan es krim; Sabun dan deterjen; Protein; True cat dan tinta; Elektrolit . Kestabilan Emulsi Bila dua larutan murni yang tidak saling campur/ larut seperti minyak dan air, dicampurkan, lalu dikocok kuat-kuat, maka keduanya akan membentuk sistem dispersi yang disebut emulsi. Secara fisik terlihat seolah-olah salah satu fasa berada di sebelah dalam fasa yang lainnya. Bila proses pengocokkan dihentikan, maka dengan sangat cepat akan terjadi pemisahan kembali, sehingga kondisi emulsi yang sesungguhnya muncul dan teramati pada sistem dispersi terjadi dalam waktu yang sangat singkat . Kestabilan emulsi ditentukan oleh dua gaya, yaitu i. Gaya tarik-menarik yang dikenal dengan gaya London-Van Der Waals. Gaya ini menyebabkan partikel-partikel koloid berkumpul membentuk agregat dan mengendap, ii. Gaya tolak-menolak yang disebabkan oleh pertumpang-tindihan lapisan ganda elektrik yang bermuatan sama. Gaya ini akan menstabilkan dispersi koloid Faktor-faktor yang mempengaruhi stabilitas emulsi, adalah 1. Tegangan antarmuka rendah 2. Kekuatan mekanik dan elastisitas lapisan antarmuka 3. Tolakkan listrik double layer iv. Relatifitas phase pendispersi kecil 5. Viskositas tinggi.
Emulsipadat merupakan jenis-jenis koloid yang terbentuk dari fasa terdisfersi berupa cairan dan fasa pendispersinya berupa padatan. Contoh seperti : Mutiara, keju, dan jelly. 6. Emulsi Cair Jenis-jenis koloid yang keempat adalah emulsi cair. Sistem koloid ini akan terbentuk oleh fasa terdispersi berupa cairan dan fasa pendispersinya cairan. Mahasiswa/Alumni Institut Pertanian Bogor03 Februari 2022 0209Halo Made, jawabannya D yaa. Koloid adalah campuran heterogen yang sukar berdifusi. Sistem koloid tersusun dari zat terdispersi dan medium pendispersi. Sistem koloid merupakan campuran heterogen yang stabil dan memiliki ukuran partikel zat terdispersi dari 1 hingga 100 nm. Salah satu jenis koloid adalah emulsi. Emulsi adalah sistem koloid dimana zat terdispersi dan medium pendispersinya keduanya berfase cair cair dalam cair. Contoh dari emulsi adalah susu, santan, mayonaise, dan krim wajah. Semoga bisa dipahami yaa
Koloidmerupakan sistem dispersi yang terdiri dari partikel-partikel kecil dari suatu zat yang disebut fase terdispersi dalam fase lainnya yang disebut medium pendispersi. Baik fase terdispersi maupun medium pendispersinya dapat berupa padat, cair, atau gas. Istilah koloid ini diambil dari kata bahasa Yunani yaitu kolla, berarti "lem".
Hai sahabat bisakimia. Semoga tetap semangat ya belajar kimianya. Kali ini kita akan membahas tentang fase terdispersi dan fase pendispersi dalam koloid. Silahkan teman-teman simak penjelasan berikut. Suatu koloid selalu mengandung dua fase yang berbeda, mungkin berupa gas, cair, atau padat. Pengertian fase di sini tidak sama dengan wujud, karena ada wujud yang sama tetapi fasenya berbeda. Contoh campuran air dan minyak bila dikocok akan terlihat butiran minyak dalam air. Butiran tersebut mempunyai fase yang berbeda dengan air walaupun keduanya cair. Oleh sebab itu, suatu koloid selalu mempunyai fase terdispersi dan fase medium pendispersi. Fase terdispersi mirip dengan zat terlarut, dan fase medium pendispersi mirip dengan pelarut pada suatu lainnya adalah bahwa pada koloid, partikel zat terlarut tidak larut dan tidak mengendap dalam suatu pelarut. Larutan koloid terdiri dari partikel-partikel kecil dari suatu zat yang disebut fase terdispersi dalam fase lainnya yang disebut dengan medium pendispersi. Jadi dapat dikatakan bahwa koloid adalah suspensi dari partikel-partikel kecil yang terdispersi di dalam medium pendispersi. Pada koloid partikel-partikel tersebar di dalam medium pendispersinya Zat yang terdispersi akan berubah fase jika dicampur dengan zat lain yang fasenya berbeda, sedangkan fase medium pendispersi tidak berubah. Pengelompokan Koloid Berdasarkan Fase Terdispersi dan Fase Pendispersi Berikut ini bagan jenis koloid berdasarkan fase terdispersi dan fase medium pendispersi. Dari bagan tersebut dapat disimpulkan bahwa berdasarkan komponen penyusunnya, sistem koloid terdiri dari tiga jenis, yaitu sol, emulsi, dan buih. Contoh Susu, santan, minyak ikan termasuk jenis koloid emulsi. Debu dan asap termasuk jenis koloid aerosol padat. Dari bagan tersebut dapat terlihat hanya ada 8 macam jenis koloid. Hal ini disebabkan apabila 2 dua macam gas yang tidak saling bereaksi dicampurkan, maka selalu akan membentuk larutan sejati dan tidak membentuk koloid. Demikian penjelasan tentang fase terdispersi dan fase pendispersi dalam koloid. Semoga bermanfaat untuk teman-teman. Tetap semangat belajar kimia bersama bisakimia. Sumber Syukri S. 1999. Kimia Dasar 2. Bandung Penerbit ITB. Muchtaridi. 2017. Kimia SMA Kelas XI. Jakarta Yudhistira. BABII ISI 1. DEFINISI EMULSI Emulsi merupakan jenis koloid dengan fase terdispersinya berupa fase cair dengan medium pendispersinya bisa berupa zat padat, cair, ataupun gas. Emulsi merupakan sediaan yang mengandung dua zat yang tidak dapat bercampur, biasanya terdiri dari minyak dan air, dimana cairan yang satu terdispersi menjadi butir-butir kecil dalam cairan yang lain. NNMahasiswa/Alumni Universitas Riau05 Januari 2022 1545Halo Lailiya R, sistem dispersi tergolong emulsi adalah keju cair dalam padat dan susu cair dalam cair. Simak penjelasan berikut ya.. Koloid merupakan jenis campuran heterogen yang terbentuk karena adanya dispersi suatu zat dalam zat lain yang dicampurkan. Sistem dispersi emulsi targolong 2 yaitu 1. Sistem dispersi emulsi padat yaitu fase terdispersi cair medium pendispersinya padat contohnya keju dan mentega 2. Sistem dispersi emulsi cair yaitu fase terdispersi cair dan medium pendispersinya cair contohnya susu dan akses pembahasan gratismu habisDapatkan akses pembahasan sepuasnya tanpa batas dan bebas iklan! Laporanpercobaan. 1. LAPORAN PERCOBAAN I. TOPIK PERCOBAAN " EMULSI MINYAK DALAM AIR " II. TUJUAN TERCOBAAN MENGETAHUI FASE TERDISPERSI DAN MEDIUM PENDISPERSI III. Dasar Teori Sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat cair lain disebut emulsi.
Jika suatu zat A dilarutkan kedalam pelarut B sehingga zat A pecah menjadi bagian-bagian yang kecil, maka akan diperoleh suatu larutan. Peristiwa bercampurnya dua zat tersebut dinamakan sistem dispersi. Zat A disebut sistem terdispersi, sedangkan zat B sebagai dispergen medium pendispersi Foto Berdasarkan dari besarnya ukuran partikel zat terdispersi zat terlarut maka sistem dispersi dapat dibedakan menjadi 3 macam , yaitu Dispersi Halus larutan sejati Disebut juga sebagai dispersi molekuler, yaitu sistem dispersi yang diameter fasa terdispersinya 10-5 Cm. Sistem ini mula-mula keruh tetapi dalam beberapa saat segera tampak jelas batas antara fasa terdispersi dengan medium pendispersinya. Karena terjadi pengendapan maka dengan cara penyaringan dapat dipisahkan kembali fasa terdispersi dari mediumnya. Contoh dispersi pasir dalam air. Jika suatu larutan tersusun dari komponen-komponen zat terlarut dan zat pelarut, maka suatu sistem koloid juga tersusun dari dua komponen, yaitu fasa terdispersi zat terlarut dan medium endispersi pelarut. Dalam sistem koloid, baik fasa terdispersi maupun medium pendispersinya dapat berupa gas, cair ataupun padat, oleh karena itu dikenal 8 macam sistem koloid yang secara legkap dapat dilihat pada tabel macam-macam sistem koloid. Sisitem koloid fasa terdispersi gas dan medium pendispersi gas tidak ada dikarenakan campuran antara gas dengan gas selalu menghasilkan campuran yang bersifat homogen, partikel-partikel gas berukuran molekul atau ion diameter 10-5 Cm2HomogenAntara homogen dan heterogenHeterogen3Satu faseDua faseDua fase4JernihKeruhkeruh5Jika didiamkan tidak memisahJika didiamkan tidak memisahJika didiamkan tidak memisah6Tidak dapat disaring tapi lolos dalam membran semi permeabel Dapat lolos dalam membran semi permeabelDapat disaring dan tidak lolos dalam membran semi permea Membran semipermeabel adalah membran yang dapat dilalui oleh pelarut, tetapi tidak dapat dilalui oleh zat terlarut. MACAM-MACAM KOLOID Berdasarkan fase zat padat, cair dan gas , terdapat 8 macam sistem koloidFase Terdispersi dan medium pendispersi NoFase TredispersiFase PendispersiNama KoloidContoh8GasCairBusa/ buihBusa sabun, buih7GasPadatBusa padatBatu apung, karet busa6CairGasAerosol CairKabut,awan5CairCairEmulsiSusu, minyak ikan4CairPadatEmulsi padatMentega, keju, mutiara3padatGasAerosol padatAsap, debu2PadatCairSolCat, kanji, tinta1PadatPadatSol padatPaduan logam, kaca berwarna Gas dengan gas tidak membentuk sistem-sistem koloid sebab gas dengan gas membentuk campuran homogen Pengertian macam-macam sistem koloid Busa/buih Sistem koloid yang fase terdispersinya gas dan medium pendispersinya padat Sistem koloid yang terjadi jika fase padat terdispersi dalam medium pendispersi Cair Sistem koloid dengan fase terdispersi cair dalam medium pendispersi gasEmulsi Sistem dispersi antara cairan dengan cairan yang tidak dapat bercampur homogenEmulsi padat Sistem koloid dengan fase terdispersi cair dalam medium pendisfersi padat yang tidak dapat padat Dispersi partikel-partikel padat yang sangat halus dalam medium gasSol padat sistem koloid dengan fase terdispersi padat dalam medium pendispersi Sistem koloid dimana zat padat terdispersi dalam zat cair, berdasarkan sifat absorpsi zat padat terhadap cairan 2 macam sol yaitu Sol Liofil Jika partikel-partikel padat mengabsorpsi cairan pendispersi, sistem ini bersifat kental dan tidak mengalami koagulasi jika didalamnya ditambahkan larutan Liofob Jika partikel padat tidak menjadi absorpsi molekul cairan. Sistem ini mudah menggumpal jika ditambahkan larutan elektrolit. Jika medium pendispersinya masing-masing air, maka liofil dan liofob dinamakan hidrofil dan hidrofob. Tabel —– Perbedaan Sol Liofil dan sol Liofob NoSol LiofobSol Liofil1Bersifat kurang stabilBersifat stabil2Terdiri atas zat organikTerdiri atas zat organik3Kekentalannya rendahKekentalannya tinggi4Untuk koagulasi memerlukan sedikit elektrolitUntuk koagulasi memerlukan banyak elektrolit5Gerak Brown sangat jelasGerak Brown kurang jelas6Hanya dibuat dengan cara kondensasiUmumnya dibuat dengan cara dispersi7Partikel terdispersi mengadsorpsi ionPartikel terdispersi mengadsorpsi molekul8Reaksinya IrreversibelReaksinya reversibel9Bermuatan listrik tertentuMuatan listrik tergantung pada medium Kegunaan Koloid Sistem koloid banyak digunakan dalam bidang industri, karena koloid merupakan suatu cara untuk memperoleh campuran hasil industri, saling melarutkan dan sifatnya stabil. Dalam kenyataan banyak produk industri yang berupa sistem koloid baik sebagai bahan makanan, bangunan dan obat-obatan Bidang makanan susu, margarine, krim, jeli, agar-agar dllBidang bangunan Cat tembok, cat kayu, lem lem kaca, kayu dan plastik Bidang obat-obatan Kapsul,Kosmetik Bahan – bahan kosmetik pada umumnya hampir 90% disebut bahan kolid hal itu disebebkan koloid mudah menyerap pewangi, pewarna. Lembut mudah dibersihkan serta tidak merusak kulit dan rambut. Macam-macam bahan kosmetik Berupa sol padat Lisptik, pensil alis, dan maskaraBerupa emulsi Susu pembersih muka/kulitBerupa sol Cairan masker dan cat kukuBerupa gel deodorant, minyak rambut jellyBerupa Aerosol Spray parfum, deodorant, hairsprayBerupa Buih Sabun kecantikan SIFAT – SIFAT KOLOIDSifat – sifat sistem koloid dapat dikelompokkan menjadi 4 macam yaitu Sifat yang berhubungan dengan optika. Efek Tyndall Adalah penghamburan berkas cahaya oleh dalam sistem koloid. Pertama kali dikemukakan oleh seorang ilmuwan Inggeris bernama Jhon Tyndall 1820-1893. Contoh efek Tyndall Langit berwarna biru karena penghamburan cahaya oleh partikel-partikel hidrogen dan oksigen dalam cahaya akan berdampak jelas jika memasuki ruang gelap melalui suatu celah karena terjadinya penghamburan oleh partikel –partikel itu dalam udaraBerkas cahaya jika dilewatkan dalam sistem koloid akan terlihat jelas terjadi penghamburan, sedang jika dilewatkan dalam suatu larutan itu tak terlihat sebab partikel-partikel dalam larutan terlalu kecil untuk memantulkan debu sebagai koloid seolah-olah bercampur pada tempat yang sinar yang berasal dari celah-celah Gerak Brown Gerak partikel- partikel dalam sistem koloid yang terus menerus dengan arah zig zag random . Karena terjadi tumbukan antar partikel. Hal ini pertama kali diamati oleh Robert Brown pada tahun 1827. Gerak brown dapat diamati oleh miksroskop . Sifat yang berhubungan dengan gejala permukaanAdsorpsi KoloidYaitu peristiwa melekatnya partikel zat ion, atom atau molekul pada permukaan suatu zat lain. Jika penyerapan itu sampai ke dalam dibawah permukaan istilahnya adalah Absorpsi. Sifat yang berhubungan dengan kelistrikanKoagulasiYaitu peristiwa penggumpalan pengendapan partikel-partikel koloid jika ke dalam sistem itu ditambahkan suatu elektrolit. Koagulasi biasa digunakan untuk menjernihkan air sungai. ElektroforesisYaitu berpengaruhnya partikel-partikel koloid oleh medan listrik. Partikel koloid yang bermuatan posistif akan bergerak ke elektroda negatif dan sebaliknya. Pada peristiwa ini partikel koloid akan ternetralkan dan menggumpalkan elektroda. DialisisYaitu cara membersihkan partikel-partikel koloid dari ion-ion yang mengganggu kestabilan koloid. Koloid dimasukkan dalam kantong semipermeabel, kemudian kantong tersebut dicelupkan ke dalam air yang mengalir. Ion-ion pengganggu akan hanyut oleh air sedangkan partikel koloid tetap berada dalam kantong. Sifat lain yang penting OpalesensiYaitu sifat koloid dimana koloid pada sinar datang tidak sama dengan sinar pergi Sifat kologatif yang tidak jelasYaitu sifat yang hanya bergantung pada banyaknya partikel zat terlarut, tetapi tidak bergantung pada jenisnya. Penggunaan sistem adsopsi a. Penjernihan air keruh dengan menggunakan tawas KalSO42 24 H2O b. Penjernihan gula tebu dengan menggunakan karbon aktif c. Pengobatan sakit perut dengan menggunakan tablet Norit c. Muatan Koloid Karena koloid mempunyai sifat adsorpsi maka koloid dapat bermuatan, bermuatan positif jika koloid yang diadsorpsi ion positif kation bermuatan negatif jika diadsorpsi ion negatif Anion d. Koagulasi /Pengendapan/penggumpalan Koagulasi dapat terbentuk jika a. Koloid bermuatan positif + bercampur dengan koloid bermuatan negatif - b. Koloid bermuatan positif menyerap ion negatif c. Koloid bermuatan negatif menyerap ion positif Contoh koagulasi a. Pembentukan delta dimuara sungai sebab air sungai yang mengandung lumpur dengan air laut yang melarutkan garam-garam sebagai elektrolit b. Penggumpalan asap pabrik dengan menggunakan alat katrel yang hubungkan dengan arus listrik c. Penggumpalan getah karet jika ditambahkan asam cuka Semakin tinggi konsentrasi zat elektrolit koagulasi semakin cepat e. Dialisis Proses pemisahan koloid dari ion-ion mengganggu dengan menggunakan selaput semi permeabel yang di dapatkan dalam air. f. Elektroforesis Peristiwa pemisahan sistem koloid yang bermuatan dengan menggunakan arus listrik Koloid yang menuju kutub positif menunjukkan kutub bermuatan negatif sebaliknya koloid yang menuju kutub negatif menunjukkan kutub bermuatan positif. g. Koloid Pelindung Koloid yang mempunyai kemampuan untuk melindungi koloid yang ada dibawahnya dari koagulasi. Contoh Lem bagian atasnya agak kering tetapi bagian bawahnya tidak Pembuatan Koloid KondensasiPembentukan koloid dengan mengubah partikel – paryikel dari larutan sejati menjadi partikel- partikel koloid a. Cara fisika Pendinginan dapat dilakukan dengan menurunkan kelarutan suatu zat terlarut dengan cara mengubah pelarut atau dengan cara pendinginan, contohnya pembuatan sol belerang. b. Cara Kimia Reaksi hidrolisis FeCl3aq + H2Oaq —à FeOH3s + HClaq FeNO33aq + H2Oaq —à FeOH3 s + HNO3aq Reaksi Redoks jika mengalami perubahan biloks Au3aq+ + Sn2+aq —–à Au+s + Sn4+aq Reaksi Pengenceran AgNO3aq + HClaq —à AgCls + HNO3aq AgOHaq + KClaq —-à AgCls + KOHaq 2H3AsO3 + 3 H2S —-à As2S3s + 6 H2O DispersiPembuatan dari suspensi dengan memperkecil ukuran partikel a. Cara Mekanik pembuatan koloid dengan menggunakan alat tertentu seperti blender b. Cara busur bredig pembuatan koloid logam dengan cara menjadikan logam sebagai elektroda dicelupkan dalam air yang dialiri arus listrik c. Cara Peptisasi Pembuatan koloid dengan menambahkan ion sejenis pada suatu endapan AgCls + Ag+ —à AgCls AgCls + NaClaq -à AgCls Pemurnian Koloid Biasanya koloid yang sudah terbentuk mengandung zat-zat pengotor, ini sangat mengganggu kestabilan koloid sehingga harus dihilangkan Contoh 2FeCl3 aq + 6H2Oaq —à 2FeOH3s + 6 HCl zat pengotor, dan harus dihilangkan Daftar Pustaka Ahmad,Histia,1997, Kimia Larutan, Dept Kimia MIPA, Drs dan kawan-kawan, 1994, Kimia 2 Jakarta 1994. GBPP kimia SMU, Jakarta
.
  • cxp8iu91dh.pages.dev/148
  • cxp8iu91dh.pages.dev/770
  • cxp8iu91dh.pages.dev/211
  • cxp8iu91dh.pages.dev/223
  • cxp8iu91dh.pages.dev/723
  • cxp8iu91dh.pages.dev/845
  • cxp8iu91dh.pages.dev/298
  • cxp8iu91dh.pages.dev/974
  • cxp8iu91dh.pages.dev/91
  • cxp8iu91dh.pages.dev/496
  • cxp8iu91dh.pages.dev/128
  • cxp8iu91dh.pages.dev/752
  • cxp8iu91dh.pages.dev/407
  • cxp8iu91dh.pages.dev/206
  • cxp8iu91dh.pages.dev/271
  • untuk mendapatkan emulsi zat terdispersi dan medium pendispersinya adalah