Programyang temasuk dalam kategori hiburan adalah drama, musik, dan permainan (game), beberapa contohnya: dan kekuatan materi beritanya straight news dapat berupa soft news (berita lunak). Artinya, berita-berita yang bersangkutan-paut dengan memberi sentuhan-sentuhan emosional serta melibatkan tokoh .
Sobat Kekinian, dalam artikel kali ini, kita akan membahas tentang pengertian drama. Drama adalah salah satu bentuk seni yang telah ada sejak zaman kuno dan terus berkembang hingga saat panggung teater, drama menghadirkan cerita-cerita yang memikat perhatian serta menyampaikan pesan-pesan mendalam kepada penontonnya. InfoKekinian telah merangkum secara rinci terkait pengertian drama yang perlu kamu dari itu, yuk kita eksplorasi lebih dalam mengenai pengertian drama, unsur-unsur pentingnya, dan peranannya dalam berbagai aspek DramaFungsi Drama1. Hiburan2. Pendidikan3. Ekspresi dan Pemahaman Emosi4. Refleksi Sosial5. Sarana Komunikasi dan Kolaborasi6. Rekreasi dan RileksasiJenis-jenis Drama1. Drama Tragedi2. Drama Komedi3. Drama Musikal4. Drama Romantis5. Drama HistorisStruktur dari Drama1. Pemaparan2. Konflik3. Perkembangan Cerita4. Puncak5. Penyelesaian6. EpilogUnsur-unsur Drama1. Plot2. Tokoh Karakter3. Dialog4. Tema5. Setting Latar6. Aksi dan Gerakan7. Tata Panggung dan Properti8. Suara dan MusikKesimpulanPengertian DramaPertama-tama, kita perlu mengetahui pengertian drama secara mendalam. Dimana pengertian drama secara umum dapat didefinisikan sebagai sebuah karya seni yang dihasilkan melalui pertunjukan di atas melibatkan perpaduan elemen-elemen seperti dialog, gerakan, dan aksi para aktor yang bertujuan untuk menceritakan suatu cerita secara visual dan drama, penonton dapat merasakan dan memahami emosi, konflik, dan pemecahan masalah yang dihadapi oleh para Drama Drama memiliki beberapa fungsi yang penting dalam kehidupan kita. Berikut adalah beberapa fungsi drama1. HiburanSalah satu fungsi utama drama adalah memberikan hiburan kepada penonton. Pertunjukan drama mampu menghibur dan menyajikan cerita yang menarik serta memikat drama, penonton dapat terlibat secara emosional dan merasakan beragam perasaan yang disampaikan oleh tokoh-tokoh dalam PendidikanDrama juga memiliki fungsi pendidikan yang penting. Drama dapat menyampaikan pesan-pesan moral, sosial, dan budaya kepada cerita yang dimainkan di atas panggung, drama dapat mengajarkan nilai-nilai penting, mempromosikan pemahaman tentang sejarah, dan menggugah kesadaran Ekspresi dan Pemahaman EmosiDrama merupakan medium yang efektif dalam mengungkapkan dan memahami emosi drama memberikan kesempatan bagi aktor dan penonton untuk menjelajahi berbagai jenis emosi, termasuk sukacita, sedih, marah, kecemasan, dan lain dapat menjadi sarana untuk mengekspresikan emosi, mendorong pemahaman diri, dan meningkatkan empati terhadap orang Refleksi SosialDrama memiliki kemampuan untuk merefleksikan dan mengkritisi realitas seringkali mengangkat isu-isu sosial yang relevan dan mendorong penonton untuk merenungkan kondisi masyarakat, ketidakadilan, dan permasalahan yang dihadapi oleh individu atau kelompok dalam dapat menjadi cermin bagi realitas sosial dan menginspirasi Sarana Komunikasi dan KolaborasiDrama juga berperan sebagai sarana komunikasi dan kolaborasi antara para aktor, sutradara, penulis naskah, dan tim pembuatan drama melibatkan kerjasama tim yang erat dan mengembangkan keterampilan komunikasi drama, para aktor belajar untuk berinteraksi, bekerja sama, dan menghargai kontribusi setiap individu dalam menciptakan pertunjukan yang Rekreasi dan RileksasiDrama dapat menjadi sarana rekreasi yang menyenangkan dan melepaskan atau terlibat dalam pertunjukan drama dapat menjadi cara untuk menghilangkan stres, mengisi waktu luang, dan mendapatkan kesenangan serta Drama Terdapat berbagai jenis drama yang dapat kita kenali, Sobat Kekinian. Mari kita bahas secara lebih rinci mengenai jenis-jenis drama tersebut1. Drama TragediDrama tragedi menggambarkan konflik serius yang sering kali berakhir dengan kehancuran atau kematian tokoh drama tragedi mengeksplorasi tema-tema seperti takdir, kesalahan fatal, dan konflik terkenal dari jenis drama ini adalah “Romeo dan Juliet” karya William Shakespeare, yang menceritakan tentang cinta terlarang yang tragis antara dua keluarga yang Drama KomediDrama komedi bertujuan untuk menghibur penonton dan mengundang tawa. Drama komedi cenderung mengangkat tema-tema ringan, kehidupan sehari-hari, dan situasi drama komedi memiliki karakter-karakter yang ceria, dialog lucu, serta alur cerita yang penuh kejutan dan drama komedi terkenal adalah “A Midsummer Night’s Dream” karya William Shakespeare, yang memadukan unsur-unsur keajaiban dan Drama MusikalDrama musikal merupakan kombinasi antara dialog, musik, dan tarian. Drama musikal biasanya menampilkan cerita yang emosional dengan penuh ekspresi dan lagu-lagu dan tarian, drama musikal mampu menggambarkan emosi yang mendalam dan memperkuat pesan yang contoh drama musikal populer adalah “The Phantom of the Opera” dan “Les MisĂ©rables”.4. Drama RomantisSeperti namanya, drama romantis berfokus pada kisah cinta antara tokoh-tokoh romantis cenderung menggambarkan perasaan cinta, perjuangan, dan konflik yang muncul dalam hubungan ini dapat menghadirkan cerita yang manis, mengharukan, atau bahkan tragis. Contoh drama romantis terkenal adalah “Pride and Prejudice” karya Jane Austen dan “The Notebook” karya Nicholas Drama HistorisDrama historis mengangkat cerita atau peristiwa penting dalam sejarah. Drama ini biasanya berusaha untuk menghadirkan kembali suasana dan konteks waktu yang telah berlalu dengan historis memberikan kesempatan kepada penonton untuk belajar dan memahami lebih dalam mengenai sejarah serta peristiwa penting yang membentuk dunia drama historis yang terkenal adalah “Hamilton” karya Lin-Manuel Miranda, yang menggambarkan kehidupan dan peran Alexander Hamilton dalam pendirian Amerika dari Drama Struktur drama mengacu pada organisasi dan susunan cerita dalam sebuah drama. Struktur ini membantu menjaga alur cerita yang teratur dan memberikan kejelasan kepada drama umumnya terdiri dari beberapa bagian yang penting, yaitu1. PemaparanBagian ini memperkenalkan latar belakang cerita, tokoh-tokoh utama, dan suasana umum yang akan menjadi dasar berfungsi untuk mengaitkan penonton dengan konteks cerita dan memberikan informasi awal yang diperlukan untuk memahami alur KonflikKonflik adalah elemen penting dalam drama yang mendorong alur cerita maju. Biasanya, konflik terjadi ketika ada pertentangan antara dua atau lebih kepentingan atau tujuan tokoh-tokoh dalam tersebut menciptakan ketegangan dan drama yang memikat perhatian Perkembangan CeritaBagian ini menggambarkan perkembangan konflik dan interaksi antara tokoh-tokoh dalam drama. Perkembangan cerita membawa penonton dari awal cerita menuju puncak menghadapi rintangan dan mengalami perubahan, mengarah pada pergeseran dramatis dalam PuncakPuncak adalah titik tertinggi dalam konflik yang mencapai intensitas emosional yang puncak ini, dramanya mencapai klimaks dan keadaan tokoh-tokoh mencapai titik paling kritis dalam ini sering kali merupakan titik balik yang signifikan dalam perjalanan PenyelesaianSetelah mencapai puncak, drama bergerak menuju penyelesaian. Bagian ini menggambarkan bagaimana konflik dipecahkan atau drama bisa memiliki berbagai bentuk, seperti resolusi yang bahagia, tragis, atau ambigu, tergantung pada jenis dan arah cerita yang ingin EpilogEpilog adalah bagian akhir dari drama yang memberikan penutup pada cerita. Biasanya, epilog digunakan untuk memberikan kesimpulan, refleksi, atau pesan terakhir kepada juga dapat digunakan untuk menggambarkan bagaimana kehidupan tokoh-tokoh berlanjut setelah peristiwa-peristiwa dalam Drama Dalam sebuah drama, terdapat beberapa unsur penting yang membentuk struktur cerita dan menghidupkan pertunjukan di atas adalah beberapa unsur-unsur drama yang perlu kita ketahui1. PlotPlot merupakan serangkaian peristiwa atau kejadian yang terjadi dalam cerita. Plot mengatur alur cerita dan mengarahkan perkembangan juga mencakup pemaparan, pertentangan, perkembangan cerita, puncak konflik, dan Tokoh KarakterTokoh dalam drama adalah orang-orang yang muncul dalam cerita. Setiap tokoh memiliki peran, kepribadian, dan motivasi yang ini membawa cerita dan berinteraksi satu sama lain dalam drama. Mereka bisa menjadi protagonis tokoh utama, antagonis tokoh penentang, atau karakter pendukung DialogDialog adalah percakapan antara tokoh-tokoh dalam drama. Dialog digunakan untuk menyampaikan informasi, mengungkapkan perasaan, dan memperlihatkan interaksi antara yang baik mampu menghidupkan karakter dan menjalin hubungan antara TemaTema adalah ide atau pesan yang ingin disampaikan melalui drama. Tema dapat berupa nilai-nilai moral, perjuangan hidup, atau konflik sosial yang ingin diperhatikan atau dipertimbangkan oleh memberikan arti yang mendalam pada cerita dan mendorong refleksi serta Setting LatarSetting adalah tempat dan waktu di mana cerita drama berlangsung. Latar mencakup deskripsi tempat, suasana, dan konteks waktu yang memberikan konteks yang baik dapat menciptakan atmosfer yang tepat dan meningkatkan pengalaman Aksi dan GerakanAksi dan gerakan mencakup aktivitas fisik tokoh-tokoh dalam drama. Aksi dan gerakan ini membantu mengekspresikan emosi, konflik, dan perkembangan dan gerakan yang tepat dapat menambah dimensi visual dan memberikan kekuatan ekspresif dalam Tata Panggung dan PropertiTata panggung dan properti meliputi penataan panggung, pencahayaan, dekorasi, dan barang-barang yang digunakan dalam panggung dan properti membantu menciptakan suasana, menggambarkan lokasi, dan menunjang eksekusi Suara dan MusikSuara dan musik digunakan untuk menciptakan atmosfer, mengarahkan perasaan penonton, dan menekankan momen penting dalam musik, efek suara, dan intonasi suara mempengaruhi suasana dan menghadirkan dimensi audio dalam sedikit informasi mengenai pengertian drama, unsur, jenis, hingga fungsinya yang perlu kamu kesimpulan artikel mengenai pengertian drama, dapat disimpulkan bahwa drama merupakan bentuk seni pertunjukan yang memadukan unsur teks, aksi, dan visual untuk menyampaikan cerita kepada memiliki beberapa karakteristik, antara lain adanya plot, tokoh, dialog, konflik, dan tema yang dihadirkan dalam bentuk pertunjukan di atas panggung.
Kitajadi lebih bersemangat menajalani hari. 4. Menyesuaikan perilaku. Emosi yang kita rasakan juga bisa berfungsi sebagai penyesuai perilaku kita terhadap perasaan orang lain. Ketika kita melihat orang lain sedih, kita tidak akan tertawa atau menampilkan emosi yang berkebalikan. Justru kita akan menunjukkan sikap empati. 5. Drama therapy adalah keterlibatan dalam drama dengan niat penyembuhan Jones, 2007. Drama therapy memfasilitasi perubahan melalui proses drama, dimana terapi ini menggunakan potensi drama untuk merefleksikan dan mengubah pengalaman hidup untuk memungkinkan klien dapat mengkespresikan dan mengatasi masalah yang klien hadapi atau dapat menjaga kesehatan dan well-being kesejahteraan klien Jones, 2007. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free TERAPI KONTEMPORER DRAMA THERAPY KAJIAN LITERATUR DEWI FATMASARI EDY 2 Daftar Isi Halaman Sampul .............................................................................................................................. i Halaman Judul .................................................................................................................................1 Daftar Isi ..........................................................................................................................................2 1. Pendahuluan .................................................................................................................................3 2. Pembahasan ..................................................................................................................................4 Sejarah Drama Therapy ............................................................................................................4 Definisi Drama Therapy ...........................................................................................................6 Ruang Lingkup Drama Therapy ...............................................................................................7 Proses Dasar Drama Therapy ....................................................................................................7 Asumsi Umum Drama Therapy dan Kualifikasi Drama Therapist ..........................................8 Psikoterapi .................................................................................................................................9 Aplikasi Drama Therapy .........................................................................................................11 3. Penutup ......................................................................................................................................12 Kesimpulan .............................................................................................................................12 Evaluasi ...................................................................................................................................13 Daftar Pustaka ................................................................................................................................14 3 “Give a man a mask, and he will tell you the truth” -Oscar Wilde- 1. Pendahuluan Setiap permasalahan psikologis terkait dengan pengalaman-pengalaman yang kurang menyenangkan bagi individu. Kebanyakan permasalahan psikologis muncul dari pengalaman masa lalu yang tidak terselesaikan sehingga termanifestasikan pada sikap dan perilaku individu saat ini. Berbagai usaha untuk menurunkan bahkan menghilangkan permasalahan psikologis individu telah dilakukan oleh para ahli dengan berbagai pendekatan untuk memunculkan terapi-terapi yang tepat. Perkembangan berbagai terapi didorong oleh hasil-hasil pengamatan terapis dengan berbagai pendekatan. Drama sebagai sebuah media merupakan panggung yang memberikan ruang ekspresi bagi individu, dianggap dapat menjadi suatu terapi kontemporer baru yang memiliki sifat terapeutik bagi individu. Jones 2007 menuliskan bahwa drama dan teater adalah cara berpartisipasi dalam dunia. Jones 2007 juga menuliskan bahwa dalam drama terdapat potensi kuat untuk penyembuhan. Istilah drama therapy’ merujuk pada drama sebagai sebuah bentuk terapi. Selama perkembangan abad ke-20 di sejumlah bidang studi berbeda seperti teater eksperimental dan psikologi, telah menghasilkan pandangan baru ke dalam cara-cara dimana drama dan teater dapat efektif dalam membawa perubahan pada seseorang, baik perubahan emosional, psikologis, maupun politik dan spiritual Jones, 2007. Hal ini dapat menjadi suatu pandangan bahwa drama dapat menjadi suatu bentuk terapeutik yang digunakan saat ini karena memiliki efektivitas dalam mengubah seseorang menjadi lebih mengenal diri dan persoalannya, bahkan dapat membantu dalam menurunkan gejala gangguan. Salah satu hasil penelitian oleh Sharma 2017 menemukan bahwa terapi psikodrama secara signifikan menurunkan tingkat depresi dan kecemasan remaja yang nakal. Penelitian lain mengungkapkan bahwa intervensi psikodrama dapat digunakan sebagai modalitas yang efektif untuk meningkatkan kualitas hidup diantara pasien laki-laki dengan ketergantungan opiate Dehnavi, Bajelan, Pardeh, Khodaviren, & Dehnavi, 2016. Pada penelitian longitudinal yang dilakukan oleh Orkibi, Azoulay, Snir, & Regev 2017 mengenai kontribusi terapi kelompok 4 psikodrama berbasis sekolah terhadap dimensi konsep diri dan kesepian pada remaja Israel, ditemukan bahwa peserta psikodrama melaporkan peningkatan konsep diri global, sosial, dan perilaku, serta penurunan kesepian dibandingkan dengan kelompok kontrol. Pada penelitian tersebut juga ditemukan bahwa perilaku produktif dalam sesi meningkat dan resistensi menurun selama terapi. Ketiga hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa drama dapat dikatakan sebagai bentuk terapi karena dapat membantu menurunkan gejala gangguan psikologis dan meningkatkan atribut positif yang ada dalam diri individu. Hal ini berarti drama merupakan suatu media terapeutik yang dapat digunakan sebagai sebuah psikoterapi. Oleh karena itu, tulisan ini akan membahas terkait drama therapy sebagai salah satu terapi kontemporer yang digunakan oleh terapis untuk membantu kliennya dalam terapeutik. 2. Pembahasan Sejarah Drama Therapy Drama sebagai sebuah terapi muncul sebagaimana terapi lainnya yang menemukan insight bahwa hal tersebut dapat membuat individu lebih sehat. Tema drama dan teater pun penting’ bagi masyarakat dan individu yang sehat Jones, 2007. Salah seorang tokoh yang berperan dalam sejarah drama therapy, Evreinov, juga mengatakan bahwa teater bukan hanya untuk hiburan, melainkan sesuatu yang pada dasarnya diperlukan untuk manusia seperti udara, makanan dan hubungan seksual’ Jones, 2007. Hal ini berarti teater merupakan suatu bentuk kebutuhan yang lebih dasar daripada hiburan. Pada akhir abad ke-19 dan sepanjang abad ke-20, sikap baru terhadap kesehatan mental, teori pikiran, dan emosi mulai berkembang Jones, 2007. Ini dianggap sebagai upaya untuk menemukan cara-cara baru dalam memberikan pengobatan kepada orang-orang yang tidak sehat secara mental. Pada periode yang sama, eksperimen secara radikal mengubah cara-cara dimana drama dan teater dilihat dan digunakan Jones, 2007. Perubahan ini terjadi secara terpisah. Meskipun teater ada di rumah sakit jiwa selama berabad-abad, abad ke-20 melihat peningkatan besar dalam kehadiran teater dan drama di rumah sakit. Bidang pengembangan lain berasal dari karya tiga tokoh drama therapy yaitu Iljine, Evreinov, dan Moreno, dalam membuat bentuk-bentuk perawatan atau terapi dengan drama sebagai sarana utama perubahan. Inovasi radikal dalam teater 5 eksperimental, drama pendidikan, psikoterapi, studi tentang permainan, kajian antropologis tentang ritual, kontak lintas budaya, dan pengembangan bidang dramaturgi dalam sosiologi semuanya membuat hubungan penting antara potensi drama dan perubahan langsung dalam hidup masyarakat Jones, 2007. Jones 2007 menuliskan bahwa pada abad ke-20 dan 21, terdapat pemahaman bahwa berpartisipasi dalam drama dan teater memungkinkan koneksi ke proses bawah sadar. Partisipasi dalam drama dilihat sebagai bentuk untuk memuaskan kebutuhan manusia dalam bermain dan menciptakan emosi. Teater adalah suatu kegiatan yang terpisah dari realitas sehari-hari, sementara pada saat yang sama memiliki fungsi vital dalam merefleksikan dan bereaksi terhadap realitas itu. Pada awal abad kedua puluh, di Eropa dan Amerika Serikat, drama digunakan sebagai rekreasi, sebagai tambahan untuk cara-cara terapi utama bagi orang-orang yang sedang dalam perawatan atau pengaturan kesehatan Jones, 2007. Aspek kunci dari terapi tetap diluar pengalaman klien tentang drama. Drama dilihat hanya sebagai cara membuat masa inap di rumah sakit lebih menyenangkan, atau kadang-kadang sebagai kesempatan untuk mengangkat materi emosional yang akan ditangani kemudian di tangan psikolog atau psikiater Jones, 2007. Hal ini menunjukkan bahwa kemunculan drama sebagai suatu bentuk terapeutik berasal dari metode yang diterapkan oleh rumah sakit sebagai rekreasi bagi pasiennya. Penggunaan terdokumentasi paling awal dari istilah 'drama therapy' di Inggris terjadi dalam ceramah Peter Slade pada tahun 1939 kepada British Medical Association Jones, 2007. Lebih lanjut Jones 2007 menuliskan bahwa di Amerika Serikat, salah satu penggunaan istilah yang paling awal tercatat dalam referensi praktik kontemporer adalah dari Florsheim pada tahun 1946 yang berjudul 'Drama Therapy'. Namun, gagasan penggunaan terapeutik drama dan teater yang disengaja, asalnya jauh lebih tua dari ini, baik di Inggris maupun di budaya barat secara keseluruhan Jones, 2007. Hal ini menunjukkan bahwa sejarah drama therapy berawal dari negara-negara barat sebagaimana kebanyakan terapi lainnya. Jones 2007 memaparkan bahwa selama empat dekade terakhir, suatu perubahan telah diakui sepenuhnya bahwa drama itu sendiri dapat menjadi terapi. Perubahan ini menandai munculnya drama therapy seperti yang saat ini dipraktikkan oleh drama therapist terlatih. Ada dua aspek utama untuk perubahan atau pengembangan ini. Pertama adalah sesi drama therapy dapat menangani proses-proses primer yang terlibat dalam perubahan klien alih-alih menjadi tambahan 6 untuk cara kerja lain, seperti psikoterapi atau psikologi klinis. Kedua adalah akar dari proses ini dalam drama. Drama therapy bukanlah kelompok psikoterapi atau program terapi perilaku yang memiliki beberapa kegiatan dramatis yang ditambahkan padanya. Drama tidak melayani terapi, namun proses drama itulah yang mengandung terapi Jones, 2007. Definisi Drama Therapy Emunah menggambarkan bahwa drama therapy adalah penggunaan proses drama atau teater yang disengaja dan sistematis untuk mencapai perkembangan dan perubahan psikologis Jones, 2007. Alatnya diturunkan dari teater, tujuannya adalah akar dalam psikoterapi. Walaupun drama therapy dapat dilakukan dalam kerangka teoretis dari hampir semua sekolah terapi yang ada, drama therapy juga memiliki warisan uniknya sendiri, sumber-sumber konseptual teater, psikodrama, bermain dramatis, ritual dramatis, dan bermain peran Jones, 2007. Drama therapy adalah keterlibatan dalam drama dengan niat penyembuhan Jones, 2007. Drama therapy memfasilitasi perubahan melalui proses drama, dimana terapi ini menggunakan potensi drama untuk merefleksikan dan mengubah pengalaman hidup untuk memungkinkan klien dapat mengkespresikan dan mengatasi masalah yang klien hadapi atau dapat menjaga kesehatan dan well-being kesejahteraan klien Jones, 2007. Jones 2007 menuliskan bahwa pada drama therapy, klien memanfaatkan konten dari aktivitas drama, proses pembuatan enactments sebuah proses untuk melakukan sesuatu, dan hubungan yang terbentuk antara orang-orang yang mengambil bagian dalam kerangka terapeutik, misalnya klien dengan klien lainnya jika bentuk drama therapy yang dilakukan adalah kelompok atau klien dengan terapis jika dilakukan dalam bentuk individual. Koneksi dibuat antara dunia batin klien, dimana terdapat situasi bermasalah atau pengalaman hidup dan aktivitas dalam sesi drama therapy. Klien berusaha untuk mencapai hubungan baru terhadap masalah atau pengalaman hidup yang klien bawa ke terapi Jones, 2007. Salah satu klien, misalnya, melaporkan bahwa drama therapy 'membantu saya memikirkan perspektif lain tentang situasi', menawarkan 'pemahaman, reframing, dukungan' Barry dalam Jones, 2007. Tujuannya adalah untuk menemukan resolusi hubungan baru, pertolongan, pemahaman baru, atau bahkan perubahan cara-cara dalam memandang fungsi diri dalam kehidupan. 7 Ruang Lingkup Drama Therapy Drama therapy dipraktekkan dengan kelompok ataupun individu dalam pengaturan perawatan seperti klinik dan rumah sakit dan pusat spesialis seperti unit remaja Jones, 2007. Terapi ini juga dapat ditawarkan sebagai terapi individu atau kelompok yang tersedia di luar institusi. Psikoterapi ini dapat dilakukan dengan orang dewasa dan anak-anak Jones, 2007. Seorang drama therapists dapat memberikan terapi di pusat keluarga, penjara, sekolah khusus dan unit pendidikan, pusat untuk orang dewasa muda dengan masalah perilaku, dalam pengaturan kesehatan mental dan rehabilitasi, pusat-pusat komunitas dan program program penyalahgunaan zat atau alkohol Jones, 2007. Drama therapy sering pula ditawarkan bersama terapi seni lainnya sebagai bagian dari pendekatan multidisiplin sehingga terapi ini juga dapat diintegrasikan dengan berbagai terapi lainnya Jones, 2007, tergantung dengan kualifikasi terapis dan juga penilaian terapis terhadap klien. Proses Dasar Drama Therapy Sejumlah proses kunci terletak di jantung drama therapy dan proses-proses teresebut adalah cara utama dimana perubahan terapeutik terjadi. Proses inti dari drama therapy yaitu proyeksi dramatis’, transformasi’, dan bermain’ Jones, 2007. Adapun penjelasannya dijabarkan sebagai berikut § Klien menjadi terlibat secara emosional dan intelektual dalam menghadapi masalah melalui proyeksi dramatis, yang dibawa ke terapi dalam bentuk seperti karakter, bahan bermain atau boneka Jones, 2007. § Transformasi menguraikan cara-cara dimana pengalaman klien tentang masalah yang diungkapkan berubah selama proses terapi. Perubahan ini disebabkan oleh penggunaan proses dramatis untuk mengekspresikan dan mengeksplorasi untuk mengubah materi klien terhadap permasalahannya. Transformasi juga terjadi melalui pengalaman hubungan yang terbentuk selama terapi, baik dengan terapis dan dengan klien lain jika terapi dilakukan dalam kelompok Jones, 2007. § Sejumlah ahli drama mengaitkan keefektifan drama therapy dengan proses inti lainnya yaitu bermain. Klien dapat mencoba segala sesuatu tanpa konsekuensi, dan memungkinkan 8 terapis dan klien untuk menjelajahi materi dalam suatu tempat yang disebut oleh Novy dalam Jones, 2007 sebagai 'ruang bermain'. Asumsi Umum Drama Therapy dan Kualifikasi Drama Therapist Jones 2007 menuliskan bahwa seorang fasilitator, drama therapist, bekerja dengan kelompok atau individu selama beberapa minggu untuk sesi yang berlangsung antara 40 menit dan satu setengah jam. Setiap sesi biasanya terdiri dari fase pemanasan yang berkembang menjadi eksplorasi aktif dari area yang bermasalah bagi klien, diikuti oleh penutupan. Jenis-jenis masalah yang bisa ditangani dan bentuk sesi sangat bervariasi. Proses utama melibatkan klien dengan area bermasalah melalui bentuk dramatis dan bekerja dengan kelompok dan/ atau terapis jika berlangsung secara individu. Bentuk sesi penutupan berupa diskusi dan refleksi atas proses yang dilakukan dalam sesi. Drama therapy berlangsung dalam batas-batas yang jelas yang melindungi ruang terapeutik Jones, 2007. Drama therapy dipraktekkan dalam serangkaian sesi. Tujuan dari bentuk sesi adalah untuk menemukan bentuk perasaan yang akan dieksplorasi dengan tujuan mencapai perubahan pribadi Jones, 2007. Lebih lanjut Jones 2007 menuliskan bahwa setiap sesi perlu menemukan cara dimana kebutuhan terapeutik dan potensi kreatif dari kelompok atau individu dapat terhubung dengan bentuk-bentuk ekspresif dan proses terapi. Beberapa pekerjaan dalam terapi sangat terstruktur. Tujuan, sesi, konten, dan proses akan ditetapkan dan disepakati dengan kelompok jika terapi dilaksanakan secara kelompok. Pendekatan lain melihat konten dan proses muncul secara spontan sebagai materi yang dibawa ke sesi oleh kelompok atau individu yang muncul. Namun, seiring berkembangnya pekerjaan, seorang drama therapist akan sering memiliki ide-ide yang disiapkan berdasarkan apa yang telah dilakukan oleh kelompok atau individu sampai saat ini Jones, 2007 sehingga penting bagi seorang drama therapist untuk tetap peka terhadap kebutuhan dan situasi mendesak kelompok. Hal ini penting karena tidak jarang ditemukan ada pasien yang ingin tampil, namun ada juga pasien yang ingin duduk dan tidak melakukan apa-apa Schaffner & Courtney dalam Jones, 2007. Faktor lain yang perlu diperhatikan oleh seorang drama therapist adalah faktor budaya dan sosio-ekonomi dalam mempertimbangkan perubahan dalam terapi seni Ciornai, 1983; Canda, 1990; dalam Jones, 2007. Ciornai menempatkan penekanan pada kebutuhan untuk mengorientasi 9 pekerjaan dalam latar belakang budaya dan sosial klien dimana urgensinya adalah menyeimbangkan faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi kehidupan klien Jones, 2007. Ciornai & Canda pun menekankan perlunya bagi terapis untuk menyadari asumsi budaya mereka sendiri tentang bentuk ekspresif yang digunakan dalam terapi seni Jones, 2007. Ekspresi dan niat klien melalui bentuk dramatis dapat beroperasi dalam tradisi budaya yang berbeda dari para terapis. Ciornai dan Canda mendukung kebutuhan terapis seni untuk "memberikan layanan dengan cara yang mudah diakses dan bermakna bagi klien" Jones, 2007. Hal ini memerlukan kebutuhan terapis untuk menjadi 'melek budaya', mengkontekstualisasikan pekerjaan dalam pengetahuan budaya yang akurat, hal positif untuk keragaman budaya, keterampilan komunikasi lintas-budaya praktis dan keakraban dengan bentuk ekspresif artistik yang relevan dan tradisi Ciornai 1983; Canda 1990; dalam Jones, 2007. Proses kunci dalam drama therapy adalah konstan dan ada asumsi dasar tentang bagaimana drama therapy dapat memfasilitasi perubahan. Tugas dari drama therapist adalah untuk memahami bagaimana proses-proses dasar dan bentuk-bentuk ekspresif terhubung dengan konteks pekerjaan. Konteks ini mencakup situasi dimana klien tinggal termasuk dampak dan faktor-faktor seperti kemiskinan dan penindasan, cara-cara dimana klien menyajikan atau melihat masalah atau kesulitan, dan filosofi atau etos dari pengaturan atau kerangka kerja dimana terapi akan dilakukan. Psikoterapi Bentuk umum untuk drama therapy adalah bentuk dasar yang terbagi menjadi lima bagian atau elemen sebagai bagian dari proses inti terapi. Adapun bentuk dasar terapi yang perlu dilakukan adalah warm-up pemanasan, focusing, main activity aktivitas utama, closure and de-roling, dan completion Jones, 2007. Pemanasan warm-up adalah kegiatan yang membantu individu atau kelompok mempersiapkan pekerjaan drama terapeutik. Biasanya ini mengambil bentuk berbagai latihan yang menyangkut emosi kelompok. Pemanasan sering membantu menandai awal penciptaan ruang drama therapy khusus Jones, 2007. Langley dalam Jones, 2007 mengatakan bahwa pemanasan adalah pendahuluan dari "tindakan" tetapi tindakan datang dalam berbagai bentuk dan ukuran’. Fokus focusing adalah periode ketika kelompok atau individu terlibat lebih langsung dengan area yang akan dikerjakan dalam terapi biasanya berfokus pada area permasalahan, baik dengan 10 subjek atau isi karya drama itu sendiri Jones, 2007. Bagian focusing ini biasanya melibatkan langkah menuju area yang lebih spesifik dibandingkan dengan bagian pemanasan. Fokus dapat dikatakan sebagai cara klien tiba di sebuah situasi kondisi dimana mereka siap untuk menjelajahi masalah secara mendalam dan dengan keterlibatan penuh. Bagian ini sering termasuk negosiasi mengenai pekerjaan yang dapat dimasukkan dalam sesi. Ini mungkin termasuk kegiatan pemanasan khusus atau persiapan yang terkait dengan pengembangan kegiatan utama dalam terapi nantinya Jones, 2007. Pada sebagian besar sesi drama therapy, ada periode waktu yang menandai intensitas keterlibatan. Jones 2007 menuliskan bahwa kegiatan utama ini dapat melibatkan berbagai aspek drama seperti 'bentuk ekspresif'. Cara-cara dimana intensitas ditampilkan bervariasi antar kelompok, misalnya untuk sekelompok orang dengan kesulitan belajar yang berat mungkin ditandai dengan peningkatan konsentrasi dalam pekerjaan mereka dengan objek dimana klien dapat melakukan peningkatan konsentrasi dari kurangnya minat ke fokus tiga menit. Pada kelompok lain mungkin periode improvisasi berkelanjutan atau berbeda dengan kelompok orang kesulitan belajar Jones, 2007. Lebih lanjut Jones 2007 menyebutkan aktivitas utama yang mungkin dilakukan dalam terapi berupa § satu atau lebih individu yang berurusan dengan masalah; § kelompok secara keseluruhan bekerja bersama dengan tema atau fokus tertentu; § semua anggota kelompok mengerjakan materi mereka sendiri satu sama lain dalam kelompok kecil, berpasangan, atau dalam kelompok besar. Fase penutupan closure dan de-roling menandai akhir dari pekerjaan aktif utama yang melibatkan bentuk-bentuk dramatis dalam psikoterapi Jones, 2007. Periode penutupan ini mencakup latihan de-roling’ jika karakter, peran, atau improvisasi digunakan selama terapi. Levy mengatakan bahwa dalam drama therapy, terapis-klien bekerja dalam hubungan antara fantasi dan kenyataan, dimana saat fase penutupan dan de-roling, mereka harus menemukan cara untuk meninggalkan dan memisahkan diri dari peran yang telah klien mainkan untuk mempersiapkan diri menghadapi kenyataan atau dunia luar Jones, 2007. Oleh karena itu, penutupan adalah waktu untuk mengakhiri hubungan dramatis dengan peran-peran yang digunakan selama terapi. Penyelesaian adalah aspek penting dari drama therapy. Ini adalah kegiatan yang terpisah dari keterlepasan langsung dari keterlibatan utama dalam drama yang merupakan tahap penutupan; itu 11 juga terpisah dari de-roling Jones, 2007. Penyelesaian memiliki dua komponen utama, yaitu pertama adalah ruang untuk integrasi lebih lanjut dari materi yang ditangani selama kegiatan utama dan kedua adalah persiapan untuk meninggalkan ruang drama therapy. Integrasi dapat mengambil bentuk verbal atau dramatis murni seperti permainan atau aktivitas reflektif Jones, 2007 sehingga penyelesaian mungkin sebagian besar dihabiskan dalam keheningan. Panjang setiap bagian bervariasi sesuai dengan cara kelompok menggunakan drama therapy. Pada beberapa kasus, pemanasan dan pemfokusan akan memakan waktu sepertiga waktu, kegiatan utama sepertiga lainnya, dan penutupan, pelepasan akhir dan penyelesaian ketiga terakhir. Jones, 2007. Akan tetapi, Jones 2007 menjelaskan lebih lanjut bahwa setiap bagian ini dapat mengalami perubahan-perubahan selama proses terapi bergantung pada penilaian terapis terhadap kebutuhan klien selama psikoterapi berlangsung. Aplikasi Drama Therapy Drama therapy sebagai sebuah terapi dapat diaplikasikan secara individual maupun kelompok. Bloom, Weber, Haen, & Landy 2004 menuliskan bahwa drama therapy dapat diaplikasikan baik dalam konteks individu, kelompok, keluarga, atapun sistem yang lebih besar. Penerapannya bergantung pada kebutuhan akan kasus yang didapatkan dan tentunya kualifikasi terapis itu sendiri. Penulis mengambil sebuah contoh pengaplikasian drama therapy untuk permasalahan resistensi remaja yang ditulis oleh Emunah dalam Bloom, dkk., 2004. Adapun kesimpulan yang dituliskan oleh Emunah adalah sebagai berikut. Drama therapist perlu melakukan pemahaman terlebih dahulu tentang isu-isu mendasar dalam pemberontakan remaja dan resistensi terhadap pengobatan yang mendahului jawaban terapis atas respons efektif terhadap oposisi dan konfrontasi. Melalui drama therapy, pemberontakan remaja yang sesuai dan sehat dapat dilibatkan dalam konteks aktivitas dramatis, dengan demikian melewati atau meminimalkan resistensi terhadap pengobatan. Remaja diberikan kesempatan untuk mengekspresikan dan "act-out" perasaannya, tetapi dalam keamanan dan batas-batas drama dramatis, yang menyiratkan dan memerlukan pengamatan diri dan penguasaan diri serta kemungkinan penemuan dan perubahan. Penerimaan terapis terhadap pilihan materi klien untuk pengesahan, seberapapun klien memberontak atau merusak diri sendiri, dapat memupuk hubungan saling percaya antara klien dan terapis. Hal ini akan sangat menolong proses terapi ketika terapis hendak 12 "memotong" atau "membekukan" adegan karena terapis menilai remaja kehilangan kendali. Dalam konteks kelompok, interaksi teman sebaya dan identitas kelompok, yang dianggap penting bagi perkembangan remaja, didukung oleh pemimpin. Drama, permainan, dan pemberlakuan drama mendorong eksplorasi isu-isu bersama dan sering berhubungan secara khusus dengan konflik, ambivalensi, dan tugas-tugas perkembangan yang sulit yang menantang para remaja. Terapis dapat menumbuhkan kemampuan kognitif, seperti pemikiran konseptual, pengujian realitas, dan klarifikasi nilai melalui improvisasi selama proses terapi. Cara-cara baru untuk mengatasi situasi dan mengekspresikan emosi dapat diperiksa dan dipraktikkan. Selama periode ketidakstabilan dan identitas yang tidak pasti, dimana remaja dibatasi oleh norma dan gambar yang dipaksakan oleh kelompok sebaya, drama memungkinkan eksperimen yang aman dengan identitas baru. Berbagai aspek dari perasaan diri remaja yang berkembang dapat dimainkan dan diintegrasikan secara bertahap. Rasa terkungkung dan putus asa yang dialami oleh para remaja di rumah mereka dan situasi rumah sakit dapat diringankan selama proses drama dimana kemungkinan yang tak terhitung dan perspektif tentang situasi aktual seseorang dapat dicapai. Secara umum, situasi realistis atau kehidupan nyata dipilih oleh remaja untuk ditetapkan dalam upaya untuk memahami dan menguasai emosi mereka yang bertentangan. Drama therapy dapat menjadi pilihan integrasi dalam penyembuhan. Akan tetapi, bukan berarti drama therapy tidak memiliki tantangan dalam pengaplikasiannya. Emunah menuliskan bahwa perawatan di rumah sakit remaja sering singkat dan minimnya motivasi klien, menembus perlawanan awal adalah salah satu tugas penting yang dihadapi terapis Bloom, dkk., 2004. Drama therapy dapat dilihat sebagai katalitik dan awal, membuka jalan bagi klien untuk mendapatkan manfaat dari area lain dari program pengobatan atau bentuk psikoterapi lainnya. Ini juga bisa menjadi pilihan perawatan utama untuk remaja yang resistan Emunah dalam Bloom, dkk., 2004. 3. Penutup Kesimpulan Drama therapy adalah suatu pengembangan terapi yang bermula di negara-negara barat sebagai suatu tambahan media penyembuhan di rumah sakit. Drama therapy merupakan sebuah terapi yang dapat memfasilitasi perubahan melalui proses drama dengan menggunakan potensi 13 drama untuk merefleksikan dan mengubah pengalaman hidup yang bertujuan untuk memungkinkan klien dapat mengkespresikan dan mengatasi masalah yang klien hadapi, sehingga klien dapat menjaga kesehatan dan well-being kesejahteraan. Proses dasar yang kemudian menjadi suatu inti dari drama therapy adalah proses proyeksi dramatis’, transformasi’, dan bermain’ yang dinilai dapat membantu klien untuk mengekpresikan emosinya dan pada tahap penyelesaian, klien mampu melakukan refleksi terhadap area permasalahannya. Hal lain yang perlu digarisbawahi adalah bahwasanya drama therapy hanyalah sebuah bentuk terapi yang kurang efektif jika berdiri sendiri, namun jauh lebih efektif jika diintegrasikan dengan metode pendekatan terapi lainnya. Integrasi drama therapy dengan pendekatan lainnya kembali pada kebutuhan klien dan kualifikasi terapis. Evaluasi Jones 2007 menuliskan evaluasi yang perlu dilakukan kedepannya bagi drama therapy adalah pengembangan metode penilaian dalam drama therapy yang dinilai masih merupakan bidang yang membutuhkan penelitian. Pembentukan strategi yang jelas yang memiliki dasar teori yang kuat, prinsip dan praktik inti dari drama therapy diperlukan. Selain itu, pendekatan terkini terhadap penilaian dan evaluasi dalam drama therapy biasanya diadaptasi dari yang digunakan dalam disiplin terkait, seperti skala dramatis dan metode dari terapi bermain. Hal ini membuat drama therapist harus mengadopsi cara kerja yang harus disesuaikan, daripada bekerja dengan pendekatan yang dihasilkan oleh bidang drama therapy itu sendiri Jones, 2007. Oleh karena itu, masih dibutuhkan banyak penelitian terkait drama therapy, khususnya teknik-teknik yang digunakan oleh terapis selama setiap sesi terapi. 14 Daftar Pustaka Bloom, S., Weber, A. M., Haen, C., & Landy, R. 2005. Clinical Applications of Drama Therapy in Child and Adolescent Treatment. New York Brunner-Routledge Dehnavi, S., Bajelan, M., Pardeh, S. J., Khodaviren, H., & Dehnavi, Z. 2016. The Effectiveness of Psychodrama in Improving Quality of Life among Opiate-dependent Male Patients. International Journal of Medical Research & Health Sciences, 5, 5S 243-247, ISSN No 2319-5886 Jones, P. 2007. Drama as Therapy Theory, Practice, and Research, Second Edition. New York Routledge Orkibi, H., Azoulay, B., Snir, S., & Regev, D. 2017. In‐session behaviours and adolescents' self‐concept and loneliness A psychodrama process–outcome study. Clinical Psychology Psychotherapy. 2017;1–9. Sharma N 2017. Effect of Psychodrama Therapy on Depression and Anxiety of Juvenile Delinquents. International Journal of Indian Psychology, Vol. 5, 1, DIP DOI ResearchGate has not been able to resolve any citations for this SharmaThe purpose of this study was to study the effect of psychodrama therapy on depression and anxiety level of juvenile delinquent. 20 juvenile delinquents were selected through accidental sampling from reformatory school of Gorakhpur The subjects were participated in an eight-session psychodrama therapy plan for 8 weeks in a group. In order to collect data, the Beck depression inventory II and Zung self rating anxiety scale was applied. Data analysis was performed by paired t test. The t test results revealed that there is a significant difference between psychodrama and depression and anxiety of juvenile delinquent. Psychodrama therapy significantly decreases the level of depression and anxiety of juvenile adolescents spend many hours a day in school, it is crucial to examine the ways in which therapeutic practices in schools promote their well-being. This longitudinal pilot study examined the contribution of school-based psychodrama group therapy to the self-concept dimensions and perceived loneliness of 40 Israeli adolescents aged 13-16, 60% boys in public middle schools. From a process-outcome perspective, we also examined the understudied trajectory of adolescents' in-session behaviours process variables and its associations with changes in their self-concepts and loneliness outcome variables. Psychodrama participants reported increases in global, social, and behavioural self-concepts and a decrease in loneliness compared to the control group. In-session productive behaviours increased and resistance decreased throughout the therapy, but varied process-outcome relationships were found. The study suggests that conducting further research into the process-outcome relationships in psychodrama group therapy is warranted to pinpoint specific mechanisms of change. Suggestions for future studies are Applications of Drama Therapy in Child and Adolescent TreatmentS BloomA M WeberC HaenR LandyBloom, S., Weber, A. M., Haen, C., & Landy, R. 2005. Clinical Applications of Drama Therapy in Child and Adolescent Treatment. New York Brunner-RoutledgeThe Effectiveness of Psychodrama in Improving Quality of Life among Opiate-dependent Male PatientsS DehnaviM BajelanS J PardehH KhodavirenZ DehnaviDehnavi, S., Bajelan, M., Pardeh, S. J., Khodaviren, H., & Dehnavi, Z. 2016. The Effectiveness of Psychodrama in Improving Quality of Life among Opiate-dependent Male Patients. International Journal of Medical Research & Health Sciences, 5, 5S 243-247, ISSN No 2319-5886
Dalamsebuah drama dibutuhkan kualitas komunikasi, peran, dan emosional pemeran yang terlibat. Aspek-aspek tersebut sangat krusial karena dinilai mampu menarik perhatian penonton. Drama terikat oleh ketentuan-ketentuan tertentu seperti ciri, struktur, dan unsur drama. Berikut penjelas lengkapnya:
- Drama adalah karya sastra yang dipentaskan. Drama juga berarti seni peran yang dilakonkan di atas panggung. Karya sastra ini melibatkan beberapa tokoh yang bercerita langsung melalui lakon dan dialog saat utama yang harus diperhatikan dalam karya sastra ini adalah penyusunan teks drama. Supaya dapat menggambarkan kehidupan tokoh, emosi, beserta permasalahannya. Dalam teks drama ada dua unsur penting, yakni ekstrinsik dan intrinsik. Menurut Nabila Atika Putri, dkk dalam buku Ruang Lingkup Drama 2020, unsur ekstrinsik adalah unsur penyusun drama dari luar karya sastra ini. Sementara unsur intrinsik adalah unsur yang terdapat dalam drama. Sebutkan unsur intrinsik pada teks drama! Unsur intrinsik pada teks drama adalah tema, amanat, alur, perwatakan, latar, sudut pandang, serta gaya bahasa. Baca juga Contoh Teks Drama Singkat tentang Perpisahan Tema Dikutip dari buku Perencanaan Pementasan Drama 2020 karangan Emilia Contessa dan Shofiyatul Huriyah, tema merupakan ide pokok yang mendasari jalannya cerita. Tema bisa disampaikan secara langsung eksplisit maupun tidak implisit. Dalam drama, tema bertujuan membangun cerita. Bisa dikatakan unsur intrinsik ini adalah akar dari sebuah drama. Amanat Merupakan pesan atau pelajaran yang bisa diambil dari sebuah cerita. Amanat adalah pesan, berupa ide, gagasan, dan ajaran moral yang ingin disampaikan penulis kepada pembaca. Sama seperti tema, amanat juga bisa disampaikan secara implisit atau eksplisit. Walau begitu, amanat drama sering diberikan langsung oleh Adalah rangkaian peristiwa yang disusun saksama. Mulai dari awal hingga akhir cerita. Baca juga Pengertian dan Ciri-ciri Umum Drama Adapun alur atau tahapan cerita dalam drama terdiri atas OrientasiAdalah pengenalan latar dan tokoh dalam drama KomplikasiBerisi urutan kejadian dalam drama yang disusun secara sistematis EvaluasiAdalah puncak dari rangkaian alur cerita. Tahap evaluasi terdiri dari pengenalan konflik klimaks, dan pengenalan penyelesaian masalah ResolusiMerupakan penyelesaian konflik yang dihadapi tokoh utama KodaAdalah bagian akhir dari suatu drama. Biasanya berisi kesimpulan, amanat, nilai, maupun pelajaran yang bisa diambil. Perwatakan Mengacu pada sikap atau peran seseorang dalam drama. Perwatakan juga berkaitan dengan watak seseorang dalam sebuah cerita. Unsur instrinsik teks drama ini juga meliputi tindakan, perilaku, dan ucapan tokoh. Latar Merupakan keadaan yang ingin digambarkan dalam sebuah drama. Dilansir dari Kemampuan Mengidentifikasi Unsur Intrinsik Teks Drama Siswa Kelas VIII MTs Darul Hikmah Pekanbaru 2013 oleh Wulan Afria Fitri, latar mencakup waktu, tempat, dan suasana yang mendukung jalannya sebuah cerita. Baca juga Tata Rias dan Tata Busana dalam Pementasan Drama Latar juga merujuk pada pengertian tempat, hubungan waktu, serta lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa. Sudut pandang Adalah hubungan penulis dengan tokoh dalam drama. Sederhananya, sudut pandang ialah bagaimana pengarang menyampaikan cerita. Biasanya drama menggunakan sudut pandang orang ketiga serba tahu. Ini ditandai dengan penggunaan kata ganti dia, ia, mereka, dan nama tokoh. Gaya bahasa Merupakan unsur intrinsik teks drama, berupa teknik pengolahan bahasa oleh pengarang supaya karya sastranya jauh lebih hidup dan indah. Dalam drama, pengarang sering menggunakan gaya bahasa yang menitikberatkan fungsinya sebagai sarana komunikasi. Baca juga Pengertian Seni Drama Para Ahli dan Fungsinya Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. BacaJuga: Saking Kesalnya Duit Diambil, Dewi Perssik Ogah Layani Angga Wijaya di Ranjang saat Berstatus Menikah. Bukannya sadar, Angga kata Dewi Perssik malah tertawa ketika disinggung. "Aku sindir dia biar terbuka, tapi malah ketawa-ketawa," ujarnya. "Aku tuh sampai yang, 'Kamu bisa perhatiin aku nggak sih. Kamu bisa nggak tidak mempermainkan
Daftar Isi Pengertian Teks Drama Unsur-unsur Teks Drama Struktur Teks Drama 1. Orientasi 2. Rising Action/Komplikasi 3. Klimaks 4. Resolusi 5. Simpulan Contoh-contoh Teks Drama Malin Kundang Teks Drama tentang Siswa yang Merokok Jenis-jenis Teks Drama 1. Melodrama 2. Heroik 3. Farce 4. Opera 5. Sendratari 6. Tablo 1. Drama Dialog 2. Drama Monolog Ciri-ciri Teks Drama Dalam sebuah pentas drama, pemain perlu membaca teks drama untuk mengetahui alur cerita. Seperti apa sih teks drama itu?Teks drama memiliki berbagai unsur, struktur, dan jenis yang beraneka ragam. Untuk mengetahui lebih lanjut, simak pemaparan tentang teks drama berikut iniMenurut Bank Soal Cepat Menguasai Soal Bahasa Indonesia, drama berasal dari bahasa Yunani, draomai yang berarti berbuat, berlaku, bertindak atau bereaksi. Sementara teks drama merupakan salah satu bentuk teks sastra yang berisi suatu kehidupan yang disajikan atau dipertunjukkan dalam bentuk gerak. Drama sendiri bisa dilakukan di atas panggung maupun tak dipentaskan di atas panggung. Unsur-unsur Teks DramaMenurut Buku Bahasa Indonesia kelas II SMP, berikut 6 unsur-unsur dari teks dramaTema, yaitu pokok persoalan yang disampaikan pengarang. Dalam drama, tema terselubung dalam sebuah dialog, sehingga untuk mengetahuinya, pembaca harus memahami dulu isi dialog dan perwatakan sikap pengarang dalam persoalan yang akan dikemukakan kepada atau biasa juga disebut alur adalah kerangka dasar yang menjadi pengarah jalan pikiran seorang merupakan penampilan keseluruhan ciri atau pun ipe jiwa seorang tokoh dalam sebuah yaitu percakapan antartokoh dalam atau latar merupakan keterangan mengenai waktu, tempat dan suasana terjadinya sebuah cerita di dalam hal yang perlu diperhatikan dalam menulis naskah drama adalah sebagai berikutMenetapkan tema, syarat untuk tema yang baik ialah menarik dan membahas persoalan yang terjadi dalam kehidupan tujuan, seperti warna cerita tanpa perlu ditulis dalam penokohan, yaitu penentuan watak dan tokoh yang sesuai dengan tema hingga latar belakang latar, berupa penentuan tempat, waktu dan suasana yang dimunculkan secara eksplisit dalam alur cerita. Ada lima tahap, pengenalan, permasalahan, klimaks, peleraian dan penyelesaian. Penulis bisa memodifikasi dengan mengubah tahapan permasalahan atau konflik, yaitu berupa gambaran pertentangan atau pertikaian dua pihak yang dialog sebagai yang dilengkapi dengan petunjuk pemeranan bagi setiap Teks DramaMenurut buku Pembelajaran Menulis Teks, struktur teks drama mirip dengan struktur teks naratif, yaitu orientasi, komplikasi, urutan peristiwa, resolusi dan koda. Teks drama bisa mencakup informasi produksi naskah, ringkasan teks drama, daftar pemeran dan detail setting. Nah, biasanya struktur teks drama terdiri dari point-point berikut1. OrientasiPada bagian ini, diperkenalkan karakter, latar dan informasi yang dibutuhkan oleh pembaca atau penonton untuk memahami Rising Action/KomplikasiPada bagian komplikasi, dijelaskan peristiwa dan interaksi antar karakter yang mengarah pada KlimaksKlimaks berisi puncak dari sebuah ResolusiPeristiwa yang memungkinkan karakter menjelaskan atau menyelesaikan apa yang terjadi selama SimpulanSimpulan merupakan adegan terakhir yang menunjukkan komentar atau pesan moral. Hal ini berdasarkan tindakan yang terjadi di dalam Teks Drama1. Teks Drama tentang Cerita Rakyat mengutip Buku Siswa Bahasa Indonesia SMP/MTs Kelas KundangPemain Malin Kundang, Mande Ibu Malin Kundang dan PutriPrologMalin Kundang adalah anak yang telah lama merantau meninggalkan tanah kelahirannya. Dia mengadu nasib demi mendapatkan kehidupan yang lebih meninggalkan Mande, ibu kandungnya seorang diri di tanah kelahirannya. Singkat cerita, Malin Kundang berhasil menikahi seorang putri dari saudagar kaya raya. Membawa istrinya, Malin kembali ke kampung Istriku, inilah tanah kelahiranku dulu menunjuk ke arah daratan dari atas perahu yang bersandarPutri Sungguh indah sekali tanah kelahiran kau ini, KandaMande berlari tertatih-tatih setelah mendengar kabar bahwa anaknya sudah sukses dan pulang, Malin, Kau kah itu, Nak? berteriak kegiranganPutri Siapakah wanita tua itu, Kanda?Malin menyembunyikan wajah terkejut saat melihat ibunya berlari ke arah perahu Aku tak tahu Dinda, mungkin itu hanya pengemis yang ingin meminta sedikit sumbangan dari kita saja. Sudah, jangan pedulikan lagi Malin, ini ibumu, Nak. Sudah lupakah kau pada ibu yang telah mengandung dan membesarkan kau ini, Malin?Malin Wahai wanita tua! Jangan sekali-kali kau berani mengaku sebagai ibuku. Enyahlah kau! Ibuku bukan wanita tua renta sepertimu dan ibuku sudah lama meninggal. Pergi kau dari sini! Jangan sampai kau mengotori kapalku ini! berteriak emosi sambil menunjuk ke ibunya.Mande mendengar kata-kata anaknya, ia menangis menahan kesedihan Ya Tuhan, kenapa pula anakku berubah menjadi seperti ini? Apa salahku ini, Tuhan? Jika memang dia bukanlah anakku, maka maafkanlah dia yang telah menghinaku ini. Namun jika dia benar anakku si Malin Kundang, hukumlah dia yang telah durhaka itu sambil menadahkan tangan memohon kepada Tuhan.Tiba-tiba, suara gemuruh terdengar, petir pun menggelegar. Badai besar datang dan kapal yang dinaiki Malin terbalik. Seketika kilat menyambar tubuh Malin dan Istrinya. Anehnya, mereka berdua kemudian berubah menjadi batu. Itulah kekuatan doa seorang ibu. Jangan sampai kita menjadi anak yang durhaka kepada orang Contoh Teks Drama tentang Pergaulan BebasTeks Drama tentang Siswa yang MerokokPada hari Jumat, Puan dan Ria sedang berjalan-jalan di gang. Mereka mengobrol tentang pelajaran di sekolahPuan Kemarin kita punya tugas dari ibu guru tidak ya?Ria Sepertinya tidak, kemarin ibu guru hanya menyuruh untuk membaca bukuPuan Oh, oke.di tengah perjalanan, Puan dan Ria bertemu dengan teman mereka bernama Dhika dan Rasyid. Mereka tengah ingin merokok di pos rondaRia Kamu sedang apa di sini Dhik?Dhika Mau merokok, sudah jangan gangguPuan Dhika, kamu belum boleh merokok!Dhika Terserah aku lahPuan Usia kalian masih terlalu muda untuk merokok, Dhika, Betul itu, rokok mempunyai zat kimia yang banyakRasyid Sok tahu kamu, rokok sudah jadi kebiasaan bagiku. Kalau tak merokok tidak enakRia Iya, tapi jangan merokok terus menerus, apalagi di tempat umum seperti ini.Tak lama kemudian, datanglah Pak RTPak RT Sedang apa kalian di sini?Puan Ini, pak, Dhika dan Rasyid merokokPak RT Kalian jangan merokok dahulu, kalian masih mencari ilmuRasyid Iya pak, maafPak RT Saya maafkan tapi jangan dilulang lagi Baik pakJenis-jenis Teks DramaMenurut buku Pembelajaran Menulis Teks, jenis-jenis drama bisa dikelompokkan berdasarkan isi dan bentuknya. Berikut drama berdasarkan isinya1. MelodramaDrama yang menggambarkan peristiwa yang mengandung kesedihan, baik yang berakhir tragis maupun bahagia. Jenis drama ini menceritakan tokoh yang kasar, jahat, dan baik yang kadang tak realistis dan sulit diterima secara psikologis. Biasanya, saat dipentaskan, melodrama diiringi musik atau HeroikDrama yang menggambarkan tema percintaan atau keberanian dengan cara berlebihan. Heroik cenderung yang membuat penontonnya gembira dan menimbulkan senyum dan gelak tawa. Ide cerita komedi bersumber dari kehidupan masyarakat dan seringkali berakhir dengan FarceDrama yang penuh dengan lelucon. Tingkah laku dari tokohnya menimbulkan tawa, sementara yang sering dijadikan objek adalah orang-orang yang OperaDrama yang berisi nyanyian dan musik pada sebagian besar penampilannya. Nyanyian digunakan sebagai dialog. Opera dibedakan menjadi tiga, opera seria sedih, opera buffo cerita lucu dan opera komik lelucon, tak dinyanyikan.5. SendratariGabungan antara seni drama dan seni tari. Rangkaian peristiwa diwujudkan dalam bentuk tari yang diiringi musik, tak ada dialog dan kadang dibantu narasi TabloDrama yang mengutamakan gerak. Pemainnya tak mengucap dialog tapi hanya melakukan gerakan, sehingga jalan cerita bisa diketahui melalui berdasarkan bentuknya, drama dibedakan menjadi dua, yaitu drama dialog dan Drama DialogDrama yang ditampilkan dua orang atau lebih karakter untuk menyampaikan pesan disertai ekspresi dan Drama MonologDrama yang ditampilkan satu orang karakter dengan berbagai ekspresi dan Teks DramaTeks drama tentu mempunyai ciri-ciri untuk menjadi pembeda dari teks-teks lain. Berikut ciri-ciri teks drama mengutip buku Bank Soal Cepat Menguasai Soal Bahasa IndonesiaSeluruh cerita berbentuk dialog, baik tokoh maupun naratorSemua dialog tak menggunakan tanda petik "..", sebab dialog drama bukanlah kalimat langsungTeks drama dilengkapi dengan petunjuk lakuan yang digunakan sebagai petunjuk untuk para pemeran dalam melakukan sesuatu. Petunjuk tersebut ditulis dalam tanda kurung ..Teks drama memuat konflikSelalu ada kegiatan yang dilakukan Simak Video "Ada Terduga Teroris, Standar Masuk MUI Dipertanyakan" [GambasVideo 20detik] khq/fds
Disamping itu, bekal awal yang lain dalam mengapresiasi karya sastra adalah: 1. Kepekaan emosi/perasaan sehingga penikmat sastra bisa memahami dan menikmati estetika pada cipta sastra; 2. Pengetahuan dan pengalaman yang terkait dengan makna hidup dan kehidupan; 3. Pengetahuan dan pemahaman terhadap aspek diksi mantera dan kebahasaan
- Drama merupakan sebuah cerita rekaan yang dipentaskan. Sebagai media hiburan, drama dapat disebut juga sebagai salah satu kesenian yang di dalamnya terdapat konflik dan emosi berkat peran aktor dan aktrisnya. Merujuk Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, drama tidak terlepas dari pengertiannya sebagai bagian dari karya sastra. Definisi drama, menurut KBBI, adalah komposisi dari syair dan prosa yang menggambarkan kehidupan serta watak tokoh melalui dialog yang dipentaskan. Lantas, apa sajakah unsur-unsur pembangun, ciri utama, dan kaidah kebahasaan yang ada pada drama? Unsur-unsur Drama Berdasarkan catatan Prihatiningsih dalam Modul Pembelajaran Bahasa Indonesia 202130, terdapat empat unsur yang membangun sebuah pementasan drama. Berikut ini unsur-unsur beserta dengan penjelasannya 1. AlurAlur didefinisikan sebagai rentetan cerita atau peristiwa yang menunjukkan jalan cerita drama. Alur ini dimulai dari poin pengenalan cerita, konflik awal, perkembangan konflik, hingga penyelesaian konflik. 2. PenokohanUnsur ini dapat diartikan juga sebagai cara penulis naskah drama ketika menggambarkan karakter seorang tokoh. Dengan begitu, tokoh punya peran penting dalam merepresentasikan naskah yang telah ditulis, mulai dari menunjukkan latar cerita hingga pesan-pesan moral yang ingin disampaikan. 3. DialogDi dalam unsur ini, terdapat tiga hal yang tidak boleh dilepaskan dari drama yang saling berkaitan, mulai dari tokoh, wawancang, hingga kramagung. Lebih jelasnya, tokoh merupakan pemeran drama. Lalu, ia mengungkapkan wawancang dialog/percakapan yang musti dibeberkannya. Terakhir, kramagung diartikan sebagai petunjuk perilaku, tindakan, dan perbuatan yang harus dilakukan seorang pemeran. 4. BahasaPengertian unsur ini dapat digambarkan sebagai percakapan berupa komunikasi yang dilakukan masing-masing tokoh. Dengan kata lain, bahasa ini adalah media yang ternyata juga dapat melukiskan watak tokoh, latar tempat drama, hingga peristiwa yang tengah terjadi dalam drama. Dengan mengetahui unsur-unsur yang terdapat dalam sebuah drama, maka kita dapat menyimpulkan beberapa ciri utama drama. Berikut ini beberapa ciri utama yang ada pada drama Drama merupakan sebuah cerita Bentuknya tersusun atas dialog-dialog Ditulis dengan tujuan untuk dipentaskan Kaidah Kebahasaan Drama Termasuk sebagai kesenian dan merupakan karya sastra, drama ternyata memiliki kaidah kebahasaan tersendiri. Setidaknya, Prihatiningsih 202131 menulis empat kaidah kebahasaan yang terdapat dalam drama. Berikut ini beberapa kaidah tersebut Kata-kata yang digunakan menunjukkan urutan waktu, dicitrakan dengan kata-kata seperti sebelum, sekarang, setelah itu, mula-mula, kemudian, pada awalnya, dan lain-lain. Sering menggunakan kata kerja yang mampu menggambarkan sebuah peristiwa, mulai dari menyuruh, menobatkan, membuang, menyingkirkan, menghadap, menghantam, dan sebagainya. Terdapat juga bahasa yang mencitrakan kata kerja namun yang hanya dapat dipikirkan atau dirasakan saja, meliputi menginginkan, berharap, menyukai, mencintai, dan lain-lain. Terakhir, terdapat juga beberapa kata yang digunakan untuk menunjukkan sifat kata sifat. Biasanya digunakan untuk menggambarkan sifat tokoh, tempat, dan suasana. Baca juga Apa itu Teks Ulasan dan Bagaimana Ciri-Cirinya? Teks Ulasan Pengertian, Struktur dan Kaidah Kebahasaannya Apa Itu Teks Editorial dalam Pelajaran Bahasa Indonesia? - Pendidikan Kontributor Yuda PrinadaPenulis Yuda PrinadaEditor Alexander Haryanto
2 Close Ending. Untuk jenis yang kedua ini yakni Close ending, dimana ending ini akan memberikan akhir dari sebuah cerita fiksi tanpa menyisakan pertanyaan yang menggantung, karena cerita benar-benar diselesaikan oleh penulis. Jenis ending yang satu ini gak ada yang ambigu, semua sudah terpapar dengan jelas. Ending seperti ini cocok buat kamu
- Drama merupakan bentuk karya sastra yang mengilustrasikan kehidupan dengan menyampaikan sebuah permasaalahan lewat dialog. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, drama adalah komposisi syair atau prosa yang diharapkan dapat menggambarkan kehidupan dan watak melalui tingkah laku akting atau dialog yang dipentaskan. Cerita atau kisah terutama yang melibatkan konflik atau emosi yang khusus untuk pertunjukan Thoughtco, dalam sastra drama adalah penggambaran peristiwa fiksi atau non fiksi melalui kinerja dialog tertulis baik prosa atau puisi. Drama dapat dilakukan di atas panggung, di film, atau radio. Drama sudah ada pada zaman Aristoteles sekitar 335 masehi. Istilah drama berasal dari bahasa Yunani yang artinya suatu aksi atau perbuatan. Dua topeng icon drama pada waktu itu wajah tertawa dan wajah menangis. Itu adalah simbol dari dua Muses juga Puisi Arti dan Jenisnya Jenis-jenis drama Dikutip situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kemendikbud, sinetron, film, wayang, dan lenong merupakan drama. Sinetron dan film adalah jenis drama modern, sedangkan wayang dan lenong adalah jenis drama klasik. Berikut jenis-jenis drama Drama menurut masanya Dalam drama menurut masanya dibedakan menjadi dua jenis, yakni
Dramamerupakan genre (jenis) karya sastra yang menggambarkan kehidupan manusia dengan gerak. Drama menggambarkan realita kehidupan, watak, serta tingkah laku manusia melalui peran dan dialog yang dipentaskan. Kisah dan cerita dalam drama memuat konflik dan emosi yang secara khusus ditujukan untuk pementasan teater. Naskah drama dibuat sedemikian
1Korespondensimengenai isi artikel ini dapat dilakukan melalui: faris.zaky.r@ 2 atau melalui hary_psiko@ugm.ac.id 2005). Agresi sendiri merupakan implikasi dari tindakan individu dengan emosi yang tidak terkontrol. Adapun agresi dapat berupa verbal maupun non verbal dan dapat terjadi akibat rangsangan internal
Pakarpsikologi yang mengembangkan teori perkembangan personal dan sosial adalah Erik Erikson. Dia menyatakan bahwa seseorang dalam kehidupannya akan melewati delapan tahap psikososial, yaitu: Tahap kepercayaan VS ketidakpercayaan (0 – 1 tahun) Jika pada tahap ini bayi diasuh dengan rasa nyaman maka akan timbul kepercayaan. Apabila
.
  • cxp8iu91dh.pages.dev/437
  • cxp8iu91dh.pages.dev/669
  • cxp8iu91dh.pages.dev/104
  • cxp8iu91dh.pages.dev/315
  • cxp8iu91dh.pages.dev/851
  • cxp8iu91dh.pages.dev/936
  • cxp8iu91dh.pages.dev/763
  • cxp8iu91dh.pages.dev/377
  • cxp8iu91dh.pages.dev/839
  • cxp8iu91dh.pages.dev/941
  • cxp8iu91dh.pages.dev/414
  • cxp8iu91dh.pages.dev/503
  • cxp8iu91dh.pages.dev/24
  • cxp8iu91dh.pages.dev/555
  • cxp8iu91dh.pages.dev/836
  • emosi dalam drama dapat berupa