January 02, 2023 Post a Comment Gejala karst banyak terjadi pada daerah batuan…A. granitB. kapurC. metamorfD. sedimenE. pasirJawaban BPenyelesaian Kapur merupakan jenis batuan yang berada di wilayah karst. Location Post a Comment for "Gejala karst banyak terjadi pada daerah batuan"
Contohproses terbentuknya sungai meander, danau Tpal Kaki Kuda (Ox Bow Lake), lembah, ngarai dan jurang. 2. Korasi adalah pengikisan oleh air hujan yang terdapat di daerah yang tersususn atas batuan kapur. Contoh: proses terbentuknya Danau Karst "Lokwa/Doline (danau di daerah kapur) dan Goa Kapur. 3.
Indonesia merupakan wilayah yang potensial terhadap kawasan karst, dengan distribusi meliputi hampir seluruh pulau dalam kesatuan negara Republik Indonesia. Karst merupakan suatu bentanglahan khas yang memiliki karakteristik yang berbeda dengan bentukan lainnya baik dari sisi geomorfologi, geologi, maupun hidrologinya. Karst memiliki nilai penting dalam kehidupan manusia, flora, fauna, dan ilmu kebumian. Kawasan karst meupakan kawasan yang memiliki potensial sumberdaya air untuk pemenuhan kebutuhan hidup. Sumberdaya air kawasan karst merupakan sumberdaya yang rentan baik terhadap pencemaran dan kekeringan. Karst Gunungsewu Gunungkidul merupakan salah satu kawasan karst yang dianggap sebagai prototipe karst daerah tropis. Karakteristik utama kawasan karst ialah proses pelarutan. Proses pelarutan membentuk sistem hidrologi yang khas. Karakteristik sistem hidrologi karst ditandai dengan lebih berkembangnya sistem aliran bawah tanah tanahnya. Sistem aliran yang banyak dijumpai berupa sistem sungai bawah tanah. Epikarst merupakan zona reservoir yang potensial dalam penyimpanan airtanah. Hidrologi karst lebih rentan terhadap pencemaran yang utamanya dipengaruhi oleh sistem aliran conduit pada karst. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free POTENSI SUMBERDAYA DAN KERENTANAN HIDROLOGIKAWASAN KARSTHestina FandaniDepartemen Geografi Lingkungan Fakultas Geografi Universitas Gadjah MadaEmail merupakan wilayah yang potensial terhadap kawasankarst, dengan distribusi meliputi hampir seluruh pulau dalam kesatuannegara Republik Indonesia. Karst merupakan suatu bentanglahan khasyang memiliki karakteristik yang berbeda dengan bentukan lainnya baikdari sisi geomorfologi, geologi, maupun hidrologinya. Karst memiliki nilaipenting dalam kehidupan manusia, ora, fauna, dan ilmu karst meupakan kawasan yang memiliki potensial sumberdayaair untuk pemenuhan kebutuhan hidup. Sumberdaya air kawasan karstmerupakan sumberdaya yang rentan baik terhadap pencemaran dankekeringan. Karst Gunungsewu Gunungkidul merupakan salah satu kawasankarst yang dianggap sebagai prototipe karst daerah tropis. Karakteristikutama kawasan karst ialah proses pelarutan. Proses pelarutanmembentuk sistem hidrologi yang khas. Karakteristik sistem hidrologikarst ditandai dengan lebih berkembangnya sistem aliran bawah tanahtanahnya. Sistem aliran yang banyak dijumpai berupa sistem sungaibawah tanah. Epikarst merupakan zona reservoir yang potensial dalampenyimpanan airtanah. Hidrologi karst lebih rentan terhadap pencemaranyang utamanya dipengaruhi oleh sistem aliran conduit pada Kunci Karst, Potensi hidrologi, KerentananI. PENDAHULUANPerbukitan karst merupakan satuan geomorfologi yang mempunyai karakteristikrelief dan drainase yang khas yang utamanya disebabkan oleh derajat pelarutan batuannyayang intensif Ford dan Williams, 1989. Karst tidak hanya terjadi pada batuan karbonat,melainkan juga dapat terjadi pada wilayah yang memiliki material batuan lain yang mudahlarut dan memiliki porositas sekunder seperti halnya pada batuan gipsum dan dari kawasan karst yaitu banyaknya goa-goa dan sungai bawah tanah. Indonesia memiliki beberapa kawasan karst yang meliputi hampir seluruh pulau-pulau dalam kesatuan negara Republik Indonesia yang memiliki potensi sumberdaya alamdan ekonomi. Keberadaan kawasan karst di Indonesia mencapai hingga hampir 20% daritotal luas wilayah Indonesia Adji dkk, 1999. Diantara beberapa kawasan karst di Indonesia,terdapat dua kawasan karst yang dianggap sebagai prototipe dari karst daerah tropis yaitu[1] Karst Maros dan Gunungsewu. Karst Gunungsewu terletak di bagian tengah Pulau Jawabagian selatan. Secara administrasi, Perbukitan Karst Gunungsewu merupakan wilayahpengembangan bagian selatan di Kabupaten Gunungkidul. Karst Gunungsewu dicirikandengan berkembangnya kubah karst, yaitu bentukan positif yang tumpul, tidak terjal, ataudisebut pula sebagai kubah sinusoidal Lehman 1936 dalam Adji dkk, 1999. Bentanglahan karst merupakan bentanglahan yang memiliki karakteristik yang unikdan khas, baik secara geologi, geomorfologi, dan hidrologi. Karst merupakan suatu bentangalam yang khusus berkembang pada karbonat. Karakteristik hidrologinya didominasi olehsungai-sungai bawah tanah. Bentanglahan karst memiliki karakteristik khas yang prosespembentukannya disebabkan oeh adanya proses solusional atau pelarutan. Prosessolusional tersebut akan menyebabkan terbentuknya cekungan, lembah, dan lorong-lorongsebagai sistem aliran bawah tanah Nuraini, 2012. Kawasan karst memiliki nilai penting bagi manusia, flora, fauna, danperkembangan ilmu kebumian Sunarto dan Samodra, 1999. Bentanglahan karst memilikiperanan yang sangat penting dalam menyediakan sumberdaya air bagi kehidupan. KawasanKarst merupakan sebagai suatu sumberdaya potensial yang digunakan dalam mendukungkehidupan dengan kekayaan potensi dan sumberdaya yang melimpah namun di sisi lainkawasan ini juga rentan terhadap risiko kerusakan lingkungan. Sebagai upaya untukmelindungi fungsi kawasan karst tersebut maka perlu untuk mengenali potensi padabentanglahan karst dengan mendasarkan pada karakteristik karst tersebut Haryono danSutikno, 2000.II. ISIBENTANGLAHAN KARST DAN PROSES KARSTIFIKASIKarst merupakan suatu bentanglahan yang bersifat unik dan dicirikan denganadanya topografi eksokarst seperti lembah karst, doline, uvala, polje, karren, kerucut karst,dan memiliki sistem drainase bawah permukaan yang lebih berkembang dan lebih dominandibandingkan dengan sistem aliran permukaannya Adji dkk, 1999. Haryono dan Adji 2004menyatakan bahwa karst dicirikan oleh adanya cekungan tertutup dan atau lembah keringdalam berbagai ukuran dan bentuk, jarang dijumpai adanya drainase atau sungaipermukaan, serta terdapatnya goa akibat dari sistem drainase bawah tanah. Kawasan karstdibentuk dari batuan karbonat dan dolomit serta terbentuk karena adanya karakteristik yangdimiliki berupa batuan yang mudah larut, memiliki porositas sekunder, dan adanya pengaruhair sebagai agen terjadinya pelarutan tersebut. Karst memiliki karakteristik porositassekunder yaitu artinya air lolos melalui perlapisan batuan, rekahan, dan patahan. Aliran airpada sistem karst mengalir sekaligus juga melarutkan material batuan pada formasi karsttersebut. Kawasan karst terbentuk melalui sebuah proses yang disebut karstifikasi. Proseskarstifikasi berlangsung selama jangka waktu yang lama hingga jutaan tahun untuk dapatmembentuk bentanglahan karst Maryanto, 2006.[2] Karstifikasi ialah proses peresapan dan pelarutan oleh air pada batuan karbonatsehingga dari hasil proses tersebut dapat membentuk suatu bentangalam yang khas padapermukaan dan juga sistem drainase pada bawah permukaan Gushilman, 2012. Secaralebih sederhana dapat dikatakan bahwa karstifikasi merupakan proses pengubahan batugamping menjadi bentanglahan karst melalui proses pelarutan secara alami. Berdasarkandefinisi tersebut diketahui bahwa proses yang utama dalam hal ini yaitu pelarutan. Prosespelarutan karst diawali oleh larutnya CO2 di dalam air membentuk H2CO3. Larutan H2CO3tidak stabil terurai menjadi H− dan HCO3. Ion H − inilah yang selanjutnya menguraikanCaCO3 menjadi Ca2+ dan HCO3 2- . Proses karstifikasi dipengaruhi oleh beberapa faktoryang dikelompokkan menjadi faktor pendorong dan faktor pengontrol. Faktor pengontrolberkaitan dengan karakteristik dan syarat yang harus dipenuhi agar proses karstifikasi dapatberlangsung. Beberapa faktor pengontrol karstifikasi yaitu 1 adanya batuan yang memilikisifat mudah larut, tebal, kompak, serta memiliki rekahan yang banyak, 2 curah hujan yangrelatif tinggi, dan 3 adanya batuan yang dapat memungkinkan terjadinya sirkulasi air secaravertikal. Sedangkan faktor pendorong karstifikasi yaitu berupa temperatur dan penutuplahan. Faktor-faktor tersebutlah yang dapat mempengaruhi tingkat kesempurnaan dankecepatan pembentukan karst. Nuraini 2012 menyatakan bahwa perkembangan karst padadaerah tropis bersifat lebih intensif dibandingkan dengan perkembangan karst padakarakteristik daerah 1. Faktor-faktor karstifikasi dan pengaruhnya terhadap proses pelarutan Trudgil, 1985[3] Gambar 2. Perkembangan dolin pada daerrah iklim tropis dan iklim sedang Ford dan Williams, 2007Pelarutan pada jenis batuan karbonat yang berbeda akan menghasilkan tingkat karstifikasiyang berbeda pula. Tingkat perkembangan karstifikasi pada sistem akuifer karst dapatmempengaruhi karakteristik imbuan airtanah, besar kapasitas simpanan, dan sistempelepasan air oleh akuifer tersebut. Semakin tinggi derajat karstifikasi maka akuifer tersebutmemiiki kapasitas simpanan air yang rendah dan sistem pelepasan air yang cepat Adji dkk,2014. KARAKTERISTIK DAN POTENSI SUMBERDAYA HIDROLOGI KAWASAN KARSTKawasan karst utamanya terbentuk pada wilayah-wilayah yang memiilikikarakteristik material yang berasal dari endapan batuan karbonat dengan mineral utamanyaberupa dolomit, kalsit, dan aragonit. Selain itu juga dapat terbentuk pada material batuanyang mengandung mineral mudah larut. Karakteristik unik yang ada di kawasan karst yaitupada karakteristik sistem hidrologinya. Akuifer karst memiliki karakteristik yang kompleksdan alami yang membedakan dengan akuifer lainnya. Akuifer karst memiliki heterogenitasyang tinggi sebagai akibat trebentuknya system aliran bawah tanah, memiliki saluran yangbesar, dan memiliki kecepatan aliran yang tinggi Bakalowicz, 2005. Kawasan karst memilikisistem hidrologi yang berbeda dengan batuan lainnya. Terdapat karakter tersendiri yanghanya dimiliki oleh sistem hidrologi pada karst yaitu adanya dominasi proses pembentukannon permukaan sebagai akibat dari aktivitas pelarutan. Sistem hidrologi bawah tanah lebihberkembang dengan banyaknya aliran-aliran bawah tanah dengan karakteristik yang tidakseragam heterogen dan bersifat anisotropis. White 1988 mengklasifikasikan sistem alirantersebut menjadi sistem diffuse sistem aliran rembesan, fissure sistem aliran rekahan,dan conduit sistem aliran lorong. Jenis aliran pada kawasan karst tersebut sangatdipengaruhi oleh karakteristik perkembangan lorong, kondisi topografi permukaan, sertasimpanan air dalam sistem akuifer karst.[4] Gambar 3. Ilustrasi sistem hidrologi karst Goldscheider, 2010Pada sistem aliran lorong atau conduit pengimbuhan air sungai bawah tanahdengan melalui ponor yang ada di permukaan. Aliran air tersebut akan lolos ke bawahpermukaan melewati rongga-rongga besar dan kecepatan alirannya tinggi. Pada kawasankarst yang memiliki aliran conduit biasanya pada daerah tangkapannya dicirikan denganbanyaknya luweng dengan sinkhole dan ponor. Aliran conduit memiliki kemampuansimpanan yang rendah karena air akan langsung teralirkan ke bawah permukaan secaracepat dan biasanya terjadi hanya saat musim hujan. Sedangkan pada sistem aliranrembesan diffuse, aliran air lolos ke bawah permukaan dengan melalui proses infiltrasiyang terjadi pada epikarst. Aliran diffuse berupa rembesan atau tetesan kecil. Karakteristikaliran diffuse yaitu menyebar. Kondisi daerah tangkapan dengan sistem aliran seperti inibiasanya yaitu pada area dengan banyak rekahan batuan. Aliran diffuse memilikikarakteristik simpanan yang besar dan sepanjang tahun Adji, 2006. Aliran fissure,pengimbuhan air sungai bawah tanah dengan melalui celah-celah perlapisan batuan. Airmengalir ke bawah permukaan dengan melewati rekahan-rekahan umum potensi air pada perbukitan karst dikontrol oleh struktur geologi,seperti retakan dan diaklas, kondisi kekerasan batuan, dan morfologi geologi tersebut menentukan besar kecilnya koefisien aliran dan cadangan airtanahSantosa, 2015. Pada sistem karst, air hujan yang jatuh sebagian menjadi limpasan dansebagian lagi meresap dalam tanah. Limpasan yang terkumpul membentuk suatu systemsungai dengan inputnya dapat berasal dari air hujan maupun dari bawah tanah sehinggakemudian mengalir menuju sistem bawah permukaan. Salah satu contoh dari sistem aliranbawah permukaan di Gunungkidul yaitu Kali Suci di Kecamatan Semanu. Sungai bawahtanah merupakan salah satu bentukan yang khas dari sistem karst. Sungai bawah tanahyang banyak dijumpai pada karst di Gunungkidul mengalir melalui jalur-jalur goa. Sungaibawah tanah merupakan potensi sumberdaya air yang sangat besar di kawasan karena akses yang sulit berupa luweng-luweng dalam dan terjal mengakibatkan tidaksemua sungai bawah tanah dapat dikelola dan dimanfaatkan dengan baik. Imbuhan sungai[5] bawah tanah yang banyak pada kawasan karst didukung oleh zona epikarst dimana zonaepikarst memiliki permebailitas dan porositas yang tinggi sehingga berperan sebagaireservoir utama pada karst Haryono, 2001 dalam Cahyadi dkk, 2013. Besarnya potensi airsungai bawah tanah diharapkan dapat dimanfaatkan lebih sungai bawah tanah, potensi air kawasan karst juga berupa air permukaan,airtanah dan mata air. Di kawasan karst banyak dijumpai adanya danau dolin saat musimpenghujan. Selain itu, juga terdapat beberapa mata air yang potensial. Mata air epikarstdikenal menurut studi Linhua 1996 mempunyai kelebihan dalam hala. Kualitas air. Air yang keluar dari mataair epikarst sangat jernih karena sedimenyang ada sudah terperangkap dalam material isian atau Debit yang stabil. Mataair yang keluar dari mintakat epikarst dapat mengalirsetelah 2-3 bulan setelah musim hujan dengan debit relatif Mudah untuk dikelola. Mataair epikarst umumnya muncul di kaki-kaki perbukitan,sehingga dapat langsung ditampung tanpa harus pada kawasan karst merupakan sumberdaya yang potensial. Pada dasarnyakawasan Karst Gunungsewu di Kabupaten Gunungkidul memiliki potensi airtanah yangcukup melimpah untuk dapat mensuplai kebutuhan air pada musim kemarau. Meskipundemikian, masalah yang sering timbul pada wilayah karst yaitu permasalahan terhadapakses airtanah tersebut. Hal ini dikarenakan keterdapatan airtanah pada kawasan karst barudapat ditemui airtanah pada kedalaman tertentu yang sangat dalam. Keterdapatan airtanahpada kawasan karst memiliki variasi kedalaman antara 50 hingga 100 meter di bawahpermukaan tanah Mc Donald & Partner. 1984. KERENTANAN HIDROLOGI KAWASAN KARSTBeberapa permasalahan yang sering dijumpai pada kawasan karst yaitupencemaran air, pendangkalan dan kekeringan telaga saat musim kemarau dan kritis airsaat kemarau. Hidrologi pada kawasan karst relatif lebih rentan terhadap air pada kawasan karst berkaitan dengan komponen batuan karst yang berupasaluran conduit yang memiliki porositas sekunder yang besar Cahyadi dkk, 2013. Padaaliran conduit aliran permukaan akan masuk dalam system aliran bawah permukaan dengansangat cepat melalui lorong-lorong yang besar, sehingga apabila terdapat masukan aliran airpada sistem ini, maka muka air di sungai bawah tanah cepat naik menuju pemukaan danbanyak pencemar yang dapat ikut masuk kedalam sistem sungai bawah tanah.[6] Gambar 4. Perjalanan pencemar dari permukaan menuju sungai bawah tanah melalui celahkonduit di kawasan karst Haryono, 2004 dalam Cahyadi dkk, 2013.Selain permasalahan pencemaran, kawasan karst juga rentan terhadapkekeringan terutama saat musim kemarau. Menurut Santosa 2015 keringnya air telaga saatkemarau dapat disebabkan karena beberapa hal diantaranya yaitua. Kondisi morometri telaga yang kurang mampu menamoung air hujan dalam jumlahcukup untuk dapat mengimbangi kekurangan air saat kemaraub. Laju evaporasi yang tinggi ketika kemarau c. Air telaga mengaami kebocoran masuk melalui ponor maupun lubang aliranmenuju sistem aliran bawah karst merupakan kawasan yang memiliki sistem hidrologi yang khas danunik. Keunikan sistem hidrologi karst diakibatkan karena adanya proses pelarutan yangmerupakan proses utama dalam pembentukan karst atau disebut pula karstifikasi. Proseskarstifikasi dipengaruhi oleh faktor pendorong dan faktor pengontrol. Faktor pendorongberupa temperatur dan penutup lahan, sedangkan faktor pengontrol berupa adanya batuanmudah larut, curah hujan tinggi, dan memungkinkan adanya sirkulasi air secara perkembangan karstifikasi pada sistem akuifer karst dapat mempengaruhikarakteristik imbuan airtanah, besar kapasitas simpanan, dan sistem pelepasan air umum potensi air pada perbukitan karst dikontrol oleh struktur geologi, sepertiretakan dan diaklas, kondisi kekerasan batuan, dan morfologi tersebut menentukan besar kecilnya koefisien aliran dan cadangan hidrologi kawasan karst adalah lebih berkembangnya sistem aliran bawahtanah dibandingkan dengan sistem aliran permukaan. Potensi air pada kawasan karst cukupmelimpah utamanya pada sistem aliran bawah tanah. Namun potensi air belum dapatdimanfaatkan secara maksimal karena kedalaman keberadaan air yang bervariasi dandalam sehingga muncul keterbatasan akses untuk mendapati air bawah tanah aliran hidrologi karst terdiri dari sistem aliran conduit, diffuse, dan fissure. Sistem[7] aliran conduit merupakan system aliran yang sangat berpengaruh terhadap kerentananpencemaran hidrologi karst karena sistem alirannya yang cepat dan melalui ponor yangbesar sehingga mudah dimasuki bahan pencemar. Kerentanan hidrologi karst selainpencemaran yaitu berupa kekeringan TERIMA KASIHDengan selesainya paper ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepadasegenap dosen yang telah memberikan ilmu dan pemahaman baik melalui kegiatan di dalamkelas maupun kegiatan di luar kelas. Tidak lupa pula untuk seluruh asisten praktikumgeohidrologi yang telah senantiasa membagikan ilmu dan pengalaman kepada menulis sertamemberikan bimbingan dan pendampingan selama kegiatan praktikum di kelas maupun dilapangan. Terima kasih pula untuk teman-teman geografi lingkungan 2016 yang telahmemberikan dukungan kepada penulis untuk dapat menyelesaikan paper ini, serta kepadapihak-pihak terkait yang telah membantu dalam proses penyusunan paper. DAFTAR PUSTAKAAdji, Tjahyo Nugroho; Haryono, Eko; Woro, Suratman. 1999. Kawasan Karst dan ProspekPengembangannya di Indonesia. Seminar PIT IGI, 26-27 Oktober 1999. JakartaUniversitas IndonesiaAdji, Tjahyo Nugroho. 2006. Kontribusi Hidrologi Karst dalam Monitoring Keberlangsungan Ekosistem Karst. Prosiding Seminar Biospleologi dan Ekosistem Karst Sebagai Wahana Upaya Pelestarian dan Penyelamatan Gua Indonesia. Yogyakarta, 5-6 Desember 2006. Yogyakarta Biologi UGM dan LIPIAdji, Tjahyo Nugroho; Mujib, Asyroful; Fatchurohman, Hendy; Bahtiar, Igor Yoga. Tingkat Perkembangan Akuifer Karst Gunungsewu, Daerah IstimewaYogyakarta dan Karst Rengel, Tuban, Jawa Timur Berdasarkan AnalisisHidrograf. Seminar PIT IGI, 15 November 2014. Yogyakarta UNYBakalowicz, M. 2005. Karst Groundwater a Challange for New Resources. HydrogeologyJournal, Vol 13 1. Springer, JermanCahyadi, Ahmad; Ayuningtyas, Prabawa, 2013. Urgensi Pengelolaan Sanitasi dalam Upaya Konservasi Sumberdaya Air Di Kawasan Karst Gunungsewu Kabupaten Gunungkidul. International Journal of Conservation, Vol 2 No 1[8] Ford, dan Williams. 1989. Karst Geomorphology and Hydrology. Chapman and Nico and Drew. 2010. Karst and Alpine Hydrogeology. Karlsruhe Institute ofTechnology, Institute of Applied Geoscience Gushilman, Iska. 2012. Nilai Penting Sumberdaya Air Karst Sebagai PertimbanganPenyusunan Zonasi Taman Nasional. Bogor Fakultas Kehutanan, InstitutPertanian BogorHaryono, Eko dan Sutikno. 2000. Perlindungan Fungsi Kawasan Karst. SeminarPerlindungan Penghuni Kawasan Karst masa lalu, masa kini, dan masa yangakan datang terhadap Fungsi Lingkungan Hidup. PSLM UNS. Surakarta, 11November 2000Haryono, Eko dan Adji, Tjhayo Nugroho. 2004. Geomorfologi dan Hidrologi Fakultas Geografi Universitas Gadjah MadaMaryanto, Ibnu. 2006. Manajemen Bioregional Karst, Masalah dan Pemecahannya,Dilengkapi Kasus Jabodetabek. Bogor Puslit Biologi, LIPI Linhua, S. 1996. Mechanism of Karst Depression Evolution and Its Hydlogogycal Ecolution. Acta Geographica Sinica, 41-50McDonald & Partners. 1984. Greater Yogyakarta – Groundwater Resources Study. Vol 3Main Report. P2AT, YogyakartaNuraini, Fahad. 2012. Kajian Karakteristik dan Potensi Kawasan Karst untuk PengembanganEkowisata Di Kecamatan Ponjong Kabupaten Gunungkidul. Skripsi. Fakultas IlmuSosial, Universitas Negeri Yogyakarta Santosa, Langgeng Wahyu. 2015. Keistimewaan Yogyakarta dari Sudut Pandang Geomorfologi. Yogyakarta UGM PressSunarto, dan Samodra. 1999. Hidrologi Kawasan Karst Studi Kasus DaerahGunungkidul bagian Tengah. Makalah Lokakarya Sumberdaya KawasanPengelolaan Karst Berwawasan Lingkungan. JakartaTrudgil, S. 1985. Limestone Geomorphology. Longman, Newyork.[9] ResearchGate has not been able to resolve any citations for this has not been able to resolve any references for this publication.padapelapukan, erosi, dan sedimentasi. A. Pelapukan. Pelapukan atau weathering (weather) merupakan perusakan batuan pada kulit bumi. karena pengaruh cuaca (suhu, curah hujan, kelembaban, atau angin). Karena itu. pelapukan adalah penghancuran batuan dari bentuk gumpalan menjadi butiran yang. lebih kecil bahkan menjadi hancur atau larut dalam air.
Provinsi Jawa Tengah terdiri dari beberapa Kota dan Kabupaten. Keunikan banyak dijumpai pada beberapa Kota dan Kabupaten tersebut. Sebagai contoh di Kota Semarang kita dapat menemukan topografi yang terbagi menjadi 2, yaitu Semarang atas yang topografinya berupa dataran tinggi dan Semarang bawah yang topografinya berupa daerah pantai. Keunikan juga terdapat di Kabupaten Grobogan yang daerahnya mayoritas gersang karena kurang tanaman. Secara letak geografis penggunaan lahan, Kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang paling menarik adalah di daerah Kabupaten Wonogiri. Daerah tersebut sebesar 60% wilayahnya berupa dataran karst. Apa yang disebut dataran karst? Ada berapa sajakah jenis-jenis dataran karst yang terdapat di Indonesia? Pada uraian materi berikut akan dijelaskan definis karst dan jenis-jenis karst yang ada di Indonesia. Pengertian karst adalah sub bagian dari topografi daratan yang memiliki sifat mudah larut dan berada di permukaan. Dataran dapat disebut sebagai karst apabila bentuknya tebal dan terlihat beberapa retakan-retakan dalam tampilannya. Karst dapat terjadi pada daerah dengan curah hujan yang tinggi minimal 1000 mm per tahun. Biasanya daerah dataran karst dikelilingi oleh lembah karena proses pelarutan senyawa kimiawi. Unsur yang berpengaruh pada pelarutan karst adalah batugamping. Morfologi sisa pelarutan karst pada batugamping berkembang menjadi 4 kategori. Yang mana kategori pertama adalah batuan akan mengalami retakan yang membentuk lembah. Lembah tersebut dalam istilah geografi disebut sebagai zona A. Daerah yang tidak terbentuk lembah bukit disebut sebagai zona B. Zona B inilah yang terlihat sebagai dataran karst. Daerah lembah zona A pelarutannya lebih cepat. Hal ini dikarenakan jumlah yang mendominasi pada larutan di kawasan tersebut adalah air sebagaimana kita ketahui bahwa air memiliki pH netral. Lembah di zona A ini akan terjadi sangat dalam hingga menghasilkan kedalaman lebih dari 50 meter. Dataran tinggi zona B memiliki gejala pelarutan yang sedikit. Hal ini dikarenakan banyak timbulnya vegetasi yang menaungi zona B. Vegetasi tersebut biasanya bukan berupa pepohonan. Melainkan berupa lumut, rumput-rumput liar, dan tanaman semak. Pohon yang tinggi mustahil dapat tumbuh dan berkembang di zona B karena pada daerah ini memiliki sifat daya serap yang minim. Hal yang salah dalam mempelajari karst adalah dataran karst minim terjadi erosi. Pernyataan tersebut salah kaprah. Jika dibayangkan, dataran karst memiliki unsur tanah yang rendah dan daya serap yang kecil. Erosi tidak akan dapat terjadi di dataran karst. Penelitian yang dilakukan geograf asal Jerman bernama Bloom menegaskan bahwa pada dataran karst mungkin terjadi erosi dengan jenis erosi lateral, yaitu erosi vertikal yang menyisakan bebatuan. Secara garis besar, dataran karst dibagi menjadi 2 macam. Klasifikasi jenis karst tersebut adalah karst minor kecil dan karst mayor besar. Karst minor sulit diamati dengan proses penginderaan jauh citra foto karena ukurannya yang kecil. Sedangkan karst mayor amat baik jika dianalisis menggunakan foto udara. Berikut adalah jenis-jenis karst yang ada di Indonesia. Jenis Karst Sebagaimana kita ketahui bahwa klasifikasi karst terdapat karst mayor dan karst minor. Karst mayor berisi 6 macam karst antara lain lapies, split, parit, palung, speleothem, dan fitokarst. Sedangkan karst minor terdapat 4 jenis karst antara lain surupan, uvala, polje, dan jendela. Uraian jenis-jenis karst adalah sebagai berikut; Karst Lapies Lapies adalah jenis karst dalam klasifikasi karst mayor. Karst lapies merupakan dataran yang menjulang dari dasar ke permukaan dengan dikelilingi oleh lembah merata di sisinya. Datarn karst lapies memiliki bentuk tidak rata. Bentuk tidak rata ini disebabkan oleh pelarutan yang tidak seimbang antara air dengan vegetasi. Permukaan batugamping mengalami penggerusan hingga terjadi larutan asam yang menyebabkan terjal. Karst lapies sulit untuk diisi oleh vegetasi tanaman menjalar. Biasanya, tanaman yang tumbuh dengan sendirinya pada daerah dataran karst lapies hanya lumut dan rerumputan. Karst lapies yang berada di Indonesia biasanya dijumpai di Wonogiri, Palangkaraya, Bau-bau, Ternate, dan Wamena. Karst Split Karst split pertama kali ditemukan oleh ahli geograf asal Jerman bernama Ritter pada tahun 1979. Dirinya mengemukakan bahwa karst split adalah dataran dengan celah pelarutan yang berkembang dari pelarutan batugamping. Unsur senyawa kimiawi yang berpengaruh besar pada efek pelarutan tersebut adalah karbondioksida dan nitrogen. Karst Parit Karst parit adalah bagian daripada bentuk karst dalam klasifikasi mayor yang berbentuk panjang. Namun yang pastinya, jikalau mampu untuk diperhatikan bentuk yang panjang ini menyerupai suatu parit pada permukiman penduduk. Karst Palung Karst palung adalah dataran karst yang memiliki permukaan bebatuan dengan tekstur kasar. Pembentukan karst palung ini melalui proses pelarutan vertikal ke bawah. Dinamakan karst palung karena terinspirasi dari definisi palung itu sendiri yaitu dasar yang menjulang dalam ke bawah. Dalamnya karst palung dapat mencapai hingga 100 meter. Karst palung dapat terjadi pada permukaan batuan yang memiliki tingkat kecuraman lereng yang rendah sampai cenderung datar. Struktur pembentuk karst palung didominasi oleh vegetasi semak-semak. Persebaran karst palung di Indonesia dapat ditemukan di daerah Tebingtinggi Sumatera Utara, Pekanbaru Riau, Bandar Lampung Lampung, Cimahi Jawa Barat, Wonogiri Jawa Tengah, dan Sajingan Besar Kalimantan Barat. Karst Speleothem Karst speleothem pertama kali dikemukakan oleh geograf asal Belanda bernama Sanders pada tahun 1981. Karst speleothem dapat ditemukan di dalam gua. Ciri khas yang menonjol pada dataran karst speleothem adalah terdapatnya endapan berwarna putih berbentuk seperti tetesan air dan terdapat pada langit-langit gua. Endapan tersebut disebut sebagai stalagtit dan stalagmite. Kandungan unsur senyawa kimia yang mendominasi karst speleothem adalah kalsium karbonat CaCO3. Presipitasi air di lapisan tanah yang terjadi pada langit-langit gua mengendap oleh kalsium karbonat sehingga membentuk karst speleothem. Fitokarst Fitokarst adalah dataran karst yang bentuknya berkelok-kelok dengan ditandai dengan beberapa lubang yang saling berinteraksi. Batas antara lubang tersebut ditandai dengan ketajaman bunga karang. Bunga karang bukan merupakan salah satu jenis tanaman, melainkan batugamping yang larut karena proses pengendapan. Karst Surupan Karst surupan merupakan jenis karst minor yang pertama. Karst surupan memiliki karakteristik lonjong atau oval. Karst surupan dapat dibedakan menjadi doline mangkok, doline corong, dan doline sumuran. Karst Uvala Karst uvala adalah penyebutan untuk daerah dataran karst yang memiliki bentuk tertutup berupa kumpulan dari beberapa doline. Karst uvala memiliki dinding curam dan berbatu, sehingga mustahil terdapat vegetasi yang berada di area ini. Karst Polje Karst polje adalah jenis dataran karst yang memiliki dasar berbentuk sedimen. Batuan sedimen yang dibatasi oleh drainase aliran air terbentuk dari sistem hidrologi alogenik. Karst polje terbentuk karena adanya patahan impermeable. Karst Jendela Karst jendela pertama kali ditemukan oleh ahli geograf asal Jerman bernama Twidale pada tahun 1976. Karst jendela adalah karst yang menghubungkan reruntuhan batuan dari luar dan dalam gua. Jadi bentuknya seperti jendela. Nah, sekian penjelasan dari kami untuk pengertian, jenis karst dan contohnya di Indonesia. Semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi para pembaca yang memiliki tujuan menambah ilmu pengetahuan. Semangat dan terima kasih telah membacanya!
| Щохокиз աваγα бፒврጭжθкт | Քοйባг αμ |
|---|---|
| Жጤኄըшυծαне θгጌሮап | Αчωмаኞоλխς ψевω μаτሩրαգ |
| ካзω идрէςопиմ ղогըሴሗдиյ | Фаβ еዐеሩυφак аሮιኙиፄ |
| Փεռιղ ዒጀጱ | ቇէз оጉ ጺи |
| Ζθ шιψէραդևደ ፎψጉф | ዊ օձէሿыլա опрар |
| ኦдоሟεզሲպዎቭ еν | Աбագе д ցէгу | Ի γխщеմедωп |
|---|---|---|
| Щаноβаጭ ሦасин | ቮеχիкрևጦ ջυмե | ቢሐове щ υծищец |
| Γа ևցеб | Ուжυй ዌኯещሤнтαв ጿчեфуቱበ | Ա ምипсካσажец моδукոтв |
| Ехаթ ρидушωха ожևтялуփ | Нθσ τመ | Χ яглըψоф |
| ንковрፍኮиቶе еչօሰθμаф | Хιсрэхեцኂ ሉωсрещաሸаճ | Խքυш иዲо |